Pendakian Gunung Guntur dibuka lagi, pendaki jangan buat api unggun
26 Agustus 2024 16:44 WIB
Sejumlah petugas memantau situasi Gunung Guntur di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Polsek Tarogong Kaler)
Garut (ANTARA) - Jalur pendakian Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali dibuka untuk umum, setelah beberapa hari ditutup karena bahaya kebakaran yang menghanguskan sekitar 200 hektare lahan hutan.
"Untuk pendakian hasil koordinasi tadi pagi Kanit Intel dengan BKSDA tidak ditutup," kata Kepala Polsek Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian Amus di Garut, Senin.
Ia menuturkan sepekan lalu sejumlah blok kawasan lahan hutan di Gunung Guntur terbakar, kemudian dilakukan upaya pemadaman dan sekat bakar agar api tidak terus meluas, hingga akhirnya api dipastikan padam pada Kamis (22/8).
Sejak kejadian kebakaran lahan hutan itu, kata dia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menutup jalur pendakian bagi wisatawan maupun masyarakat umum, karena bisa membahayakan jiwa dan menghindari potensi terjadinya kebakaran.
Baca juga: BPBD Garut: Kebakaran hutan di Gunung Guntur sudah padam
Namun saat ini, lanjut dia, berdasarkan rapat koordinasi jalur pendakian dari wilayah Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler, kembali dibuka untuk umum karena kondisinya sudah dipastikan padam atau tidak ada kepulan asap lagi.
"Hasil pemantauan dari dua hari lalu sudah tidak ada api yang termonitor," katanya.
Ia menyampaikan meski jalur pendakian dibuka, masyarakat setempat maupun pendaki tetap diperingatkan agar tidak membuat api unggun atau kegiatan lainnya yang bisa memicu terjadinya kebakaran lahan hutan.
"Hanya tetap diimbau untuk selalu waspada dan tidak membuat api unggun atau kegiatan-kegiatan lain yang bisa menyebabkan kebakaran," katanya.
Baca juga: Polres Garut tingkatkan patroli cegah kebakaran hutan di Gunung Guntur
Ia menambahkan jajarannya bersama instansi lainnya termasuk polisi hutan dari BKSDA tetap melakukan patroli dan memantau kondisi kawasan Gunung Guntur untuk mengantisipasi dan bergerak cepat apabila diketahui ada kebakaran lahan hutan.
Sona juga mengimbau pendaki apabila melihat api yang membakar lahan hutan untuk segera turun dan memberitahukan ke petugas, untuk selanjutnya dilakukan upaya pemadaman.
"Segera turun apabila ada kebakaran lahan, tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena kami khawatir pendaki malah terjebak," katanya.
Baca juga: BBKSDA: Jalur pendakian Gunung Guntur ditutup akibat kebakaran hutan
"Untuk pendakian hasil koordinasi tadi pagi Kanit Intel dengan BKSDA tidak ditutup," kata Kepala Polsek Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian Amus di Garut, Senin.
Ia menuturkan sepekan lalu sejumlah blok kawasan lahan hutan di Gunung Guntur terbakar, kemudian dilakukan upaya pemadaman dan sekat bakar agar api tidak terus meluas, hingga akhirnya api dipastikan padam pada Kamis (22/8).
Sejak kejadian kebakaran lahan hutan itu, kata dia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menutup jalur pendakian bagi wisatawan maupun masyarakat umum, karena bisa membahayakan jiwa dan menghindari potensi terjadinya kebakaran.
Baca juga: BPBD Garut: Kebakaran hutan di Gunung Guntur sudah padam
Namun saat ini, lanjut dia, berdasarkan rapat koordinasi jalur pendakian dari wilayah Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler, kembali dibuka untuk umum karena kondisinya sudah dipastikan padam atau tidak ada kepulan asap lagi.
"Hasil pemantauan dari dua hari lalu sudah tidak ada api yang termonitor," katanya.
Ia menyampaikan meski jalur pendakian dibuka, masyarakat setempat maupun pendaki tetap diperingatkan agar tidak membuat api unggun atau kegiatan lainnya yang bisa memicu terjadinya kebakaran lahan hutan.
"Hanya tetap diimbau untuk selalu waspada dan tidak membuat api unggun atau kegiatan-kegiatan lain yang bisa menyebabkan kebakaran," katanya.
Baca juga: Polres Garut tingkatkan patroli cegah kebakaran hutan di Gunung Guntur
Ia menambahkan jajarannya bersama instansi lainnya termasuk polisi hutan dari BKSDA tetap melakukan patroli dan memantau kondisi kawasan Gunung Guntur untuk mengantisipasi dan bergerak cepat apabila diketahui ada kebakaran lahan hutan.
Sona juga mengimbau pendaki apabila melihat api yang membakar lahan hutan untuk segera turun dan memberitahukan ke petugas, untuk selanjutnya dilakukan upaya pemadaman.
"Segera turun apabila ada kebakaran lahan, tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena kami khawatir pendaki malah terjebak," katanya.
Baca juga: BBKSDA: Jalur pendakian Gunung Guntur ditutup akibat kebakaran hutan
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: