Mahasiswi KKN tewas saat banjir Ternate, penyintas upaya lolos bencana
26 Agustus 2024 11:37 WIB
Kondisi banjir Rua menelan satu korban seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate bernama Tarisa Cahya Ramadhan (23 tahun), Senin (26/8/2024). ANTARA/Abdul Fatah (Abdul Fatah)
Ternate (ANTARA) - Bencana banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, ikut menelan satu korban seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate bernama Tarisa Cahya Ramadhan (23 tahun).
Tarisa Cahya Ramadhan merupakan mahasiswi semester 7 Prodi Akuntansi Syari’ah (AKS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Ternate, yang sedang mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Rua.
Jasad wanita asal Desa Bobanehena, Halmahera Barat, itu ikut ditemukan dalam genangan lumpur bersama belasan korban lainnya dalam proses evakuasi oleh masyarakat bersama aparat gabungan sejak Minggu (25/8) pagi hingga sore.
Alan (40) misalnya, pemilik rumah tempat korban Tarisa tinggal, mengatakan saat kejadian tak berada di rumah, yang ada hanya korban bersama dua orang keponakannya yakni Gazali (20) dan Taslim (18) .
"Saat kejadian saya tidak di rumah, saya di rumah sakit, dengar informasi banjir baru saya ke Rua ternyata dia (Tarisa) juga ikut meninggal," kata Alan.
Baca juga: BNPB optimalkan pompa alkon cari korban hilang saat banjir di Ternate
Alan mengatakan jasad Tarisa Cahya Ramadhan ditemukan di dalam genangan material lumpur. Saat banjir bandang datang Tarisa diduga sedang tertidur pulas.
Derasnya banjir yang membawa material bebatuan membuat dinding rumah roboh dan menimpa korban yang sementara berada di kamar hingga tak sempat menyelamatkan diri.
"Dalam proses evakuasi, kaki korban ini ditemukan terjepit di tembok, mungkin itu yang bikin dia tidak bisa menyelamatkan diri, ditambah banjir lumpur," ujar Alan.
Sementara Gazali (20), salah satu korban yang selamat mengatakan, saat kejadian ia bersama rekannya, Taslim (18), yang diketahui tinggal serumah dengan korban mahasiswi itu berlari menyelamatkan diri.
Saking paniknya, Gazali mengaku memecahkan kaca jendela berlari keluar menyelamatkan diri.
Baca juga: Pemkot Ternate tetapkan tanggap darurat bencana banjir bandang
"Saya sama Taslim dalam keadaan tidur, terus ada bunyi gemuruh. Saya bangun dan tanya ke Taslim ada bunyi apa itu, pas saya mau keluar ternyata di muka kamar sudah ada lumpur, saya lalu kasih pecah kaca jendela dan lari lewat jendela," kata Gazali.
Gazali mengaku masih ingin sempat berlari ke kamar tengah mengecek korban Tarisa Cahya Ramadhan, namun suasana rumah gelap dan mencekam, ditambah derasnya lumpur yang datang menerjang membuat Gazali bersama rekannya, Taslim, terpaksa harus berlari menyelamatkan diri masing-masing.
"Kami lalu berlari ke arah Kastela, dapat dengar di luar rumah orang teriak–teriak," ucapnya.
Diketahui banjir bandang yang menerjang Kelurahan Rua sekitar pukul 04.00 WIT tersebut membuat sedikitnya 5 rumah dan sebuah mushola hilang, serta menimbulkan korban jiwa meninggal dunia dengan sudah ditemukan sebanyak 19 orang dan 8 lainnya dirawat di rumah sakit dan puskesmas.
Baca juga: Polda Malut kerahkan 150 personel selamatkan korban banjir Ternate
Tarisa Cahya Ramadhan merupakan mahasiswi semester 7 Prodi Akuntansi Syari’ah (AKS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Ternate, yang sedang mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Rua.
Jasad wanita asal Desa Bobanehena, Halmahera Barat, itu ikut ditemukan dalam genangan lumpur bersama belasan korban lainnya dalam proses evakuasi oleh masyarakat bersama aparat gabungan sejak Minggu (25/8) pagi hingga sore.
Alan (40) misalnya, pemilik rumah tempat korban Tarisa tinggal, mengatakan saat kejadian tak berada di rumah, yang ada hanya korban bersama dua orang keponakannya yakni Gazali (20) dan Taslim (18) .
"Saat kejadian saya tidak di rumah, saya di rumah sakit, dengar informasi banjir baru saya ke Rua ternyata dia (Tarisa) juga ikut meninggal," kata Alan.
Baca juga: BNPB optimalkan pompa alkon cari korban hilang saat banjir di Ternate
Alan mengatakan jasad Tarisa Cahya Ramadhan ditemukan di dalam genangan material lumpur. Saat banjir bandang datang Tarisa diduga sedang tertidur pulas.
Derasnya banjir yang membawa material bebatuan membuat dinding rumah roboh dan menimpa korban yang sementara berada di kamar hingga tak sempat menyelamatkan diri.
"Dalam proses evakuasi, kaki korban ini ditemukan terjepit di tembok, mungkin itu yang bikin dia tidak bisa menyelamatkan diri, ditambah banjir lumpur," ujar Alan.
Sementara Gazali (20), salah satu korban yang selamat mengatakan, saat kejadian ia bersama rekannya, Taslim (18), yang diketahui tinggal serumah dengan korban mahasiswi itu berlari menyelamatkan diri.
Saking paniknya, Gazali mengaku memecahkan kaca jendela berlari keluar menyelamatkan diri.
Baca juga: Pemkot Ternate tetapkan tanggap darurat bencana banjir bandang
"Saya sama Taslim dalam keadaan tidur, terus ada bunyi gemuruh. Saya bangun dan tanya ke Taslim ada bunyi apa itu, pas saya mau keluar ternyata di muka kamar sudah ada lumpur, saya lalu kasih pecah kaca jendela dan lari lewat jendela," kata Gazali.
Gazali mengaku masih ingin sempat berlari ke kamar tengah mengecek korban Tarisa Cahya Ramadhan, namun suasana rumah gelap dan mencekam, ditambah derasnya lumpur yang datang menerjang membuat Gazali bersama rekannya, Taslim, terpaksa harus berlari menyelamatkan diri masing-masing.
"Kami lalu berlari ke arah Kastela, dapat dengar di luar rumah orang teriak–teriak," ucapnya.
Diketahui banjir bandang yang menerjang Kelurahan Rua sekitar pukul 04.00 WIT tersebut membuat sedikitnya 5 rumah dan sebuah mushola hilang, serta menimbulkan korban jiwa meninggal dunia dengan sudah ditemukan sebanyak 19 orang dan 8 lainnya dirawat di rumah sakit dan puskesmas.
Baca juga: Polda Malut kerahkan 150 personel selamatkan korban banjir Ternate
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: