Jakarta (ANTARA News) - Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan CSIS dan Cyrus Network, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) hingga Rabu pukul 17.30 WIB tercatat mendapat suara terbanyak dengan 19,1 persen suara nasional diikuti Golkar dengan 14,3 persen, Gerindra 11,9 persen, dan PKB 9,5 persen.

Sementara itu Demokrat mendapat 9,4 persen, PAN meraih 7,4 persen, diikuti PPP 6,8 persen, PKS 6,8 persen, Nasdem 6,8 persen, Hanura 5,4 persen, PBB 1,6 persen, dan PKPI 1 persen.

"PDI-P memang memenangkan pemilu legislatif tapi perolehan suaranya jauh dari perkiraan sejumlah poling yang dilakukan sebelumnya," kata peneliti senior Phillips J Vermonte dalam konferensi pers CSIS dan Cyrus Network di Jakarta Pusat.

Menurutnya elektabilitas Jokowi yang tinggi tidak mampu mengkatrol perolehan suara calon legislatif dari PDI-P.

Phillips mengatakan caleg PDIP terlalu mengandalkan nama Jokowi sehingga kurang berusaha keras mendekati konstituennya, sementara itu caleg dari partai lain bekerja lebih keras dan hasilnya bisa meraih suara nasional yang tidak terlalu jauh dari perolehan PDI-P.

"Dilihat dari hasil penghitungan suara yang diadakan CSIS dan Cyrus Network ini, PDI-P harus berusaha merangkul partai lain untuk berkoalisi dalam pemilu presiden 9 Juli nanti karena suara dari partai lain ternyata juga cukup tinggi dan menentukan," kata Phillips.

Penghitungan dilakukan dengan mengambil suara di 2.000 TPS terpilih di 77 daerah pemilihan DPR RI di Indonesia. Penghitungan cepat dilakukan dengan metode random sampling dengan kualitas acak mencapai 99,1 persen dan tingkat partisipasi 75,3 persen.

Penghitungan cepat yang diadakan CSIS dan Cyrus Network ini bukan hasil resmi dari KPU sebagai penyelenggara Pemilu.