Pemilu 2014 panggung terakhir "The Last of the Mohicans" Orde Baru
9 April 2014 17:13 WIB
Calon presiden dari Partai Hanura Wiranto, didampingi calon wakil presidennya, Hary Tanoesoedibjo (kanan), menyapa simpatisan Partai Hanura dalam kampanye terbuka di Jakarta, Jumat (28/3). Wiranto pernah menjadi ajudan bekas Presiden Soeharto, hingga panglima TNI pada masa pemerintahan tokoh sentral Golkar itu. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, mengatakan, Pemilu 2014 merupakan panggung terakhir bagi calon presiden yang tumbuh di era Orde Baru.
"Pemilu 2014 ini ibarat film The Last of the Mohicans, yakni menjadi panggung terakhir bagi calon presiden yang tumbuh di era Orde Baru. Ini peluang terakhir mereka," kata dia, di Kantor LSI, Jakarta, Rabu.
Denny mengatakan pemilu lima tahun ke depan merupakan medan pertarungan bagi tokoh-tokoh yang tumbuh di era reformasi, contohnya Ganjar Pranowo, Arya Bima, Ridwan Kamil, dan Joko Widodo. Sedangkan tokoh dari era sebelum mereka di antaranta Wiranto.
"Jadi lima tahun ke depan sudah tidak ada lagi tokoh Orde Baru yang bertarung," kata dia.
Meskipun Pemilu 2014 menjadi panggung terakhir bagi tokoh Orde Baru, dia tetap meyakini persaingan sengit partai tetap akan berjalan damai.
"Saya memprediksikan 95 persen damai. Sisanya paling hanya perang tulisan di media sosial," ujar dia.
"Pemilu 2014 ini ibarat film The Last of the Mohicans, yakni menjadi panggung terakhir bagi calon presiden yang tumbuh di era Orde Baru. Ini peluang terakhir mereka," kata dia, di Kantor LSI, Jakarta, Rabu.
Denny mengatakan pemilu lima tahun ke depan merupakan medan pertarungan bagi tokoh-tokoh yang tumbuh di era reformasi, contohnya Ganjar Pranowo, Arya Bima, Ridwan Kamil, dan Joko Widodo. Sedangkan tokoh dari era sebelum mereka di antaranta Wiranto.
"Jadi lima tahun ke depan sudah tidak ada lagi tokoh Orde Baru yang bertarung," kata dia.
Meskipun Pemilu 2014 menjadi panggung terakhir bagi tokoh Orde Baru, dia tetap meyakini persaingan sengit partai tetap akan berjalan damai.
"Saya memprediksikan 95 persen damai. Sisanya paling hanya perang tulisan di media sosial," ujar dia.
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: