Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso mengajak para wartawan untuk makan rambutan sembari mengobrol.

Sutiyoso meminta pegawainya untuk memetik buah rambutan di pekarangan depan kediamannya di Kalimanggis nomor 100, Jatikarya, Bekasi, sambil berbincang dengan para jurnalis, Rabu.

"Ayo ramai-ramai kita makan rambutan, sambil ngobrol kan enak," kata Sutiyoso yang duduk di batu hias di pekarangannya.

Dalam perbincangan, mantan gubernur DKI Jakarta berpangkat militer letnan jenderal itu menceritakan awal mula dirinya terjun ke politik.

"Di hari-hari terakhir saya bertugas sebagai gubernur, senior di TNI yang sangat saya hormati, Edy Sudrajat, menelepon saya," kata Sutiyoso.

Dalam pembicaraan via telepon tersebut, Edy meminta Sutiyoso untuk meneruskan memimpin PKPI, partai yang didirikannya, jika terjadi sesuatu pada diri Edy.

Saat itu, Edy Sudrajat divonis kanker oleh dokter dan Sutiyoso belum sempat membesuknya di rumah sakit.

"Merasa engga enak hati, saya jawab Insya Allah waktu itu," kata Sutiyoso.

Rupanya telepon tersebut merupakan pembicaraan terakhir Sutiyoso dengan Edy Sudrajat karena ia meninggal tak lama setelahnya.

Sutiyoso mengaku bimbang saat memutuskan meneruskan kepemimpinan di PKPI karena juniornya di TNI juga menawari untuk masuk Partai Demokrat. Di sisi lain, Edy Sudrajat adalah senior sekaligus mentor baginya.

"Lalu, pada 2010, tujuh jenderal purnawirawan dan tiga tokoh sipil yang mengaku utusan mantan presiden Try Sutrisno datang untuk meyakinkan saya bergabung dengan PKPI," kata dia.

"Tapi yang benar-benar memengaruhi keputusan saya memimpin PKPI adalah pesan Pak Edy," lanjut Sutiyoso.

PKPI menargetkan lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 3,5 persen dengan minimal satu kursi di DPR RI.