Klaster Kampung Klepon binaan BRI di Sidoarjo sukses bangkitkan ekonomi desa
25 Agustus 2024 11:56 WIB
Salah satu desa yang dijuluki 'Kampung Klepon' di Sidoarjo, Jawa Timur sukses bangkitkan perekonomian desanya berkat program Klasterku Hidupku binaan BRI
Jakarta (ANTARA) - Salah satu desa yang dijuluki 'Kampung Klepon' di Sidoarjo, Jawa Timur sukses bangkitkan perekonomian desanya berkat program Klasterku Hidupku binaan BRI.
Desa tersebut adalah Desa Bulang yang berada di Kecamatan Prambon, Sidoarjo. Jajaran pengusaha klepon binaan BRI dengan mudah ditemukan di sepanjang jalan dengan harga relatif terjangkau.
Salah satu pengusaha klepon tersohor di Desa Bulang, yakni Klepon Hj Nunuk yang sudah dijalankan turun menurun sejak 1980. Nugraeni Lantarati pemilik Klepon Hj Nunuk merupakan pionir penjual klepon Desa Bulang. Sebagai generasi keempat, di tangannya resep warisan dan tradisi berjualan klepon dari sang nenek terus dilestarikan.
"Sajian kue klepon kami selalu disajikan dalam kondisi hangat, sehingga banyak pelanggan yang mencarinya karena dinilai memiliki rasa enak," ujar Nugraeni.
Sebagai Ketua Klaster Klepon Bulang, Hj Nunuk tidak kenal lelah melestarikan warisan kue klepon sebagai jajan Nusantara. Sejak dulu, keluarga Hj Nunuk tidak ragu membagikan resep klepon kepada warga Desa Bulang. Alhasil, kini kurang lebih 70 persen warga Desa Bulang menjadi pengusaha klepon seperti keluarga Hj Nunuk.
Ramainya pengusaha klepon, semakin menguatkan identitas Desa Bulang sebagai 'Kampung Klepon'. Kelapa Dusun Bulang, Suyit, mengaku dengan mayoritas warganya menjalani bisnis sebagai pengusaha klepon, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya kue kenyal berwarna hijau itu.
Dengan semakin banyaknya pengunjung, Suyit merasakan betul warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon. Meski terlihat bersaing, sebenarnya para pedagang klepon Desa Bulang justru lebih sering berkolaborasi.
Seperti yang dirasakan Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Walau berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, kondisi ini justru menjadi peluang baik baginya.
Masuk sebagai klaster binaan BRI, Julaikah menceritakan sudah sejak 2013 mendirikan bisnis kue klepon. Sejauh ini tantangan yang dirasakan bukan persaingan dengan para pedagang klepon sekitar, melainkan kenaikan harga bahan pembuatan klepon seperti kacang, gula, hingga tepung.
“Selama 11 tahun ini, tantangannya itu kenaikan harga. Yang tadinya murah sekarang harganya melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.
Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasterku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pedagang.
Sinergi antara BRI dengan pedagang klepon Desa Bulang tidak hanya berkaitan dengan akses permodalan. BRI bahkan terlibat langsung dalam pembinaan hingga berinteraksi langsung dengan Hj Nunuk bersama para pelaku UMKM Klepon yang tergabung dalam klaster binaan.
Dari situ, terlihat bahwa usaha klepon warga Desa Bulang memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Ditambah kekompakan para anggota klaster klepon ini untuk terus memajukan usahanya.
Program Klasterku Hidupku dari BRI merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM diharapkan bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.
Hj Nunuk mengakui kehadiran BRI melalui Klasterku Hidupku membuat anggota klaster klepon menjadi semakin terbantu. Bantuan peralatan produksi klepon ditambah dengan pendampingan layanan dan produk BRI tentu membuat para pelaku UMKM klepon binaan BRI semakin bersemangat.
"Alhamdulillah, kami di Kampung Klepon sangat terbantu dan berterimakasih dengan kehadiran BRI. Dan sekarang kami semakin maju lagi," ujarnya.
Berkat progam Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang juga mendapat bantuan alat masak. Bantuan ini menjadi bukti nyata BRI berada di tengah masyarakat dalam membantu mengembangkan usaha di tengah masyarakat.
Di samping itu, BRI juga memberikan layanan literasi perbankan lewat digitalisasi dengan mengadirkan pembayaran digital melalui QRIS. Para pelaku UMKM klepon binaan BRI juga mendaftarkan rekening melalui BRImo, agar lebih mempermudah dalam pembayarannya.
Pemberdayaan Klaster Usaha sendiri merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.
Hingga akhir Juli 2024 tercatat BRI telah memiliki 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan 2.184 pelatihan dalam program Klasterku Hidupku tersebut.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program Klasterku Hidupku merupakan salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pemberdayaan.
"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," ungkap Supari.
Desa tersebut adalah Desa Bulang yang berada di Kecamatan Prambon, Sidoarjo. Jajaran pengusaha klepon binaan BRI dengan mudah ditemukan di sepanjang jalan dengan harga relatif terjangkau.
Salah satu pengusaha klepon tersohor di Desa Bulang, yakni Klepon Hj Nunuk yang sudah dijalankan turun menurun sejak 1980. Nugraeni Lantarati pemilik Klepon Hj Nunuk merupakan pionir penjual klepon Desa Bulang. Sebagai generasi keempat, di tangannya resep warisan dan tradisi berjualan klepon dari sang nenek terus dilestarikan.
"Sajian kue klepon kami selalu disajikan dalam kondisi hangat, sehingga banyak pelanggan yang mencarinya karena dinilai memiliki rasa enak," ujar Nugraeni.
Sebagai Ketua Klaster Klepon Bulang, Hj Nunuk tidak kenal lelah melestarikan warisan kue klepon sebagai jajan Nusantara. Sejak dulu, keluarga Hj Nunuk tidak ragu membagikan resep klepon kepada warga Desa Bulang. Alhasil, kini kurang lebih 70 persen warga Desa Bulang menjadi pengusaha klepon seperti keluarga Hj Nunuk.
Ramainya pengusaha klepon, semakin menguatkan identitas Desa Bulang sebagai 'Kampung Klepon'. Kelapa Dusun Bulang, Suyit, mengaku dengan mayoritas warganya menjalani bisnis sebagai pengusaha klepon, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya kue kenyal berwarna hijau itu.
Dengan semakin banyaknya pengunjung, Suyit merasakan betul warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon. Meski terlihat bersaing, sebenarnya para pedagang klepon Desa Bulang justru lebih sering berkolaborasi.
Seperti yang dirasakan Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Walau berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, kondisi ini justru menjadi peluang baik baginya.
Masuk sebagai klaster binaan BRI, Julaikah menceritakan sudah sejak 2013 mendirikan bisnis kue klepon. Sejauh ini tantangan yang dirasakan bukan persaingan dengan para pedagang klepon sekitar, melainkan kenaikan harga bahan pembuatan klepon seperti kacang, gula, hingga tepung.
“Selama 11 tahun ini, tantangannya itu kenaikan harga. Yang tadinya murah sekarang harganya melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.
Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasterku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pedagang.
Sinergi antara BRI dengan pedagang klepon Desa Bulang tidak hanya berkaitan dengan akses permodalan. BRI bahkan terlibat langsung dalam pembinaan hingga berinteraksi langsung dengan Hj Nunuk bersama para pelaku UMKM Klepon yang tergabung dalam klaster binaan.
Dari situ, terlihat bahwa usaha klepon warga Desa Bulang memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Ditambah kekompakan para anggota klaster klepon ini untuk terus memajukan usahanya.
Program Klasterku Hidupku dari BRI merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM diharapkan bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.
Hj Nunuk mengakui kehadiran BRI melalui Klasterku Hidupku membuat anggota klaster klepon menjadi semakin terbantu. Bantuan peralatan produksi klepon ditambah dengan pendampingan layanan dan produk BRI tentu membuat para pelaku UMKM klepon binaan BRI semakin bersemangat.
"Alhamdulillah, kami di Kampung Klepon sangat terbantu dan berterimakasih dengan kehadiran BRI. Dan sekarang kami semakin maju lagi," ujarnya.
Berkat progam Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang juga mendapat bantuan alat masak. Bantuan ini menjadi bukti nyata BRI berada di tengah masyarakat dalam membantu mengembangkan usaha di tengah masyarakat.
Di samping itu, BRI juga memberikan layanan literasi perbankan lewat digitalisasi dengan mengadirkan pembayaran digital melalui QRIS. Para pelaku UMKM klepon binaan BRI juga mendaftarkan rekening melalui BRImo, agar lebih mempermudah dalam pembayarannya.
Pemberdayaan Klaster Usaha sendiri merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.
Hingga akhir Juli 2024 tercatat BRI telah memiliki 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan 2.184 pelatihan dalam program Klasterku Hidupku tersebut.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program Klasterku Hidupku merupakan salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pemberdayaan.
"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," ungkap Supari.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024
Tags: