Lagi, penerbang Hawk 100/200 TNI AU raih 1.000 jam terbang
8 April 2014 20:05 WIB
Plakat 1.000 jam terbang didirikan di samping penerbang tempur Skuadron Udara 12, Letnan Satu Penerbang Arie Ninja Prasetyo. Tradisi peringatan raihan 1.000 jam terbang dan kelipatannya tetap dipelihara hingga kini di lingkungan TNI AU. (Dinas Penerangan TNI AU)
Jakarta (ANTARA News) - Satu lagi penerbang Skuadron Udara 12 yang berpangkalan di Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, meraih capaian 1.000 jam terbang pesawat Hawk 109/209. Dia adalah Letnan Satu Penerbang Arie Ninja Prasetyo, alumnus Akademi Angkatan Udara pada 1997.
Kepala Dinas Penerangan dan Kepustakaan Pangkalan Udara TNI AU Rusmin Nurjadin, Mayor Khusus Filfadri, Selasa, menyatakan, dia bisa mencapai 1.000 jam di kokpit Hawk 209 dengan tail number TT 0211, pada hari Senin (7/4), saat melaksanakan latihan profisiensi rutin close air support di area west low pangkalan udara itu.
Prasetyo yang dalam kesehariannya Kepala Subseksi Operasi Udara Skuadron Udara 12, merupakan alumnus Sekolah Penerbang TNI AU Angkatan 78 (2009).
Adapun rincian jam terbang pada tiap rating yang dia miliki antara lain AS-202 Bravo selama 66 jam 30 menit terbang, T-34 Mentor Charlie (132 jam15 menit), dan Hawk 109/209 (1.006 jam 20 menit).
Sesuai tradisi, penerbang yang mencapai 1.000 jam terbang dan kelipatannya diupacarai secara khusus. Salah satunya penyematan badge 1.000 jam terbang dari Komandan Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin, Kolonel Penerbang Andyawan MP, didampingi para pejabat di pangkalan udara itu.
Tidak ketinggalan Komandan Skuadron Udara 12, Letnan Kolonel Penerbang Reka Budiarsa. Prosesi dilanjutkan tradisi penyiraman air kembang bertempat di pelataran Skuadron Udara 12 itu, saat Prasetyo masih mengenakan flight suit.
TNI AU memiliki dua skuadron udara berintikan Hawk 100/200 buatan British Aerosystem, Inggris, yang satu lagi adalah Skuadron Udara 1 Elang Khatulistiwa, di Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Pontianak.
Angka 1.000 jam terbang mulus bebas cacat merupakan capaian tersendiri berkat profesionalitas dan latihan yang terstruktur. Di Angkatan Udara Amerika Serikat, sebagai misal, semua instruktur penerbang tempur disyaratkan memiliki rekaman 1.000 jam terbang.
Semua penerbang tim aerobatik, The Thunderbirds (Angkatan Udara Amerika Serikat) dan The Blue Angels (Angkatan Laut Amerika Serikat) juga meminta syarat minimal 1.000 jam terbang memakai pesawat terbang jet itu. Juga untuk penerbang uji, minimal dia memiliki 1.000 jam terbang atau lebih.
Kepala Dinas Penerangan dan Kepustakaan Pangkalan Udara TNI AU Rusmin Nurjadin, Mayor Khusus Filfadri, Selasa, menyatakan, dia bisa mencapai 1.000 jam di kokpit Hawk 209 dengan tail number TT 0211, pada hari Senin (7/4), saat melaksanakan latihan profisiensi rutin close air support di area west low pangkalan udara itu.
Prasetyo yang dalam kesehariannya Kepala Subseksi Operasi Udara Skuadron Udara 12, merupakan alumnus Sekolah Penerbang TNI AU Angkatan 78 (2009).
Adapun rincian jam terbang pada tiap rating yang dia miliki antara lain AS-202 Bravo selama 66 jam 30 menit terbang, T-34 Mentor Charlie (132 jam15 menit), dan Hawk 109/209 (1.006 jam 20 menit).
Sesuai tradisi, penerbang yang mencapai 1.000 jam terbang dan kelipatannya diupacarai secara khusus. Salah satunya penyematan badge 1.000 jam terbang dari Komandan Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin, Kolonel Penerbang Andyawan MP, didampingi para pejabat di pangkalan udara itu.
Tidak ketinggalan Komandan Skuadron Udara 12, Letnan Kolonel Penerbang Reka Budiarsa. Prosesi dilanjutkan tradisi penyiraman air kembang bertempat di pelataran Skuadron Udara 12 itu, saat Prasetyo masih mengenakan flight suit.
TNI AU memiliki dua skuadron udara berintikan Hawk 100/200 buatan British Aerosystem, Inggris, yang satu lagi adalah Skuadron Udara 1 Elang Khatulistiwa, di Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Pontianak.
Angka 1.000 jam terbang mulus bebas cacat merupakan capaian tersendiri berkat profesionalitas dan latihan yang terstruktur. Di Angkatan Udara Amerika Serikat, sebagai misal, semua instruktur penerbang tempur disyaratkan memiliki rekaman 1.000 jam terbang.
Semua penerbang tim aerobatik, The Thunderbirds (Angkatan Udara Amerika Serikat) dan The Blue Angels (Angkatan Laut Amerika Serikat) juga meminta syarat minimal 1.000 jam terbang memakai pesawat terbang jet itu. Juga untuk penerbang uji, minimal dia memiliki 1.000 jam terbang atau lebih.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: