Akhir pekan, kualitas udara Jakarta malah buruk kedua di dunia
24 Agustus 2024 07:36 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (kiri) menanam pohon Rasamala pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 di Arboretum Manggala Wanabakti, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2024). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di DKI Jakarta pada Sabtu (24/8) pagi berada dalam kategori tidak sehat dan menduduki sebagai kota paling berpolusi dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) berada di angka 161, dengan angka partikel halus (particulate matter/ PM) 2,5 di angka konsentrasi polutan 70 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 14 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO).
Indeks kualitas udara tersebut membuat Jakarta menduduki kota dengan kualitas udara kedua terburuk di dunia.
Pada peringkat pertama, kota dengan kualitas udara terburuk dunia, yakni Kinshasa, Kongo dengan indeks kualitas udara di angka 187, kemudian Kampala, Uganda pada peringkat ketiga terburuk dunia dengan indeks di angka 152.
Sejumlah wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki kualitas udara dengan kategori tidak sehat, yakni Kebon Jeruk, Cakung, hingga Gatot Subroto.
Masyarakat pun direkomendasikan untuk selalu mengenakan masker saat di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang dengan indeks angka 88.
Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika
Sejumlah wilayah yang terpantau memiliki kualitas udara sedang, yakni Bundaran HI, Jagakarsa, Kelapa Gading dan Lubang Buaya.
Baca juga: Insentif mobil listrik demi mengeliminasi polusi transportasi
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) berada di angka 161, dengan angka partikel halus (particulate matter/ PM) 2,5 di angka konsentrasi polutan 70 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 14 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO).
Indeks kualitas udara tersebut membuat Jakarta menduduki kota dengan kualitas udara kedua terburuk di dunia.
Pada peringkat pertama, kota dengan kualitas udara terburuk dunia, yakni Kinshasa, Kongo dengan indeks kualitas udara di angka 187, kemudian Kampala, Uganda pada peringkat ketiga terburuk dunia dengan indeks di angka 152.
Sejumlah wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki kualitas udara dengan kategori tidak sehat, yakni Kebon Jeruk, Cakung, hingga Gatot Subroto.
Masyarakat pun direkomendasikan untuk selalu mengenakan masker saat di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang dengan indeks angka 88.
Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika
Sejumlah wilayah yang terpantau memiliki kualitas udara sedang, yakni Bundaran HI, Jagakarsa, Kelapa Gading dan Lubang Buaya.
Baca juga: Insentif mobil listrik demi mengeliminasi polusi transportasi
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: