Presiden Yudhoyono resmikan rumah sakit pekerja KBN
8 April 2014 13:41 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ketiga kanan) didampingi Menteri BUMN Dahlan Iskan (kanan), Menkes Nafsiah Mboi (kedua kanan), Menakertrans Muhaimin Iskandar (ketiga kiri), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kedua kiri) dan Dirut PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Sattar Taba (kiri) secara simbolis meresmikan Rumah Sakit Umum Pekerja (RSUP) pertama di Indonesia di kawasan PT KBN Persero, Cakung-Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (8/4). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Selasa pagi meresmikan pengoperasian Rumah Sakit Umum Pekerja PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di kawasan Cakung Cilincing, Jakarta Utara.
Pembangunan RS Pekerja ini merupakan sinergi antar BUMN, yakni PT KBN, PT Jamsostek, PT Askes, PT Binakarya, PT Nindya Karya, dan PT Indrakarya.
Direktur Utama KBN Sattar Taba mengatakan, nilai proyek pembangunan RS Pekerja ini berkisar Rp65 miliar, sedangkan pembelian peralatan kesehatan sebesar Rp40 miliar, dana cadangan untuk pembelian ambulans, biaya konsultan serta lainnya Rp5 miliar.
Dana pembangunan rumah sakit yang berlokasi di lahan seluas 3.652 meter persegi tersebut berasal dari dana program "corporate social responsibility" BUMN.
"Semua pekerja termasuk karyawan BUMN yang memiliki kartu asuransi kesehatan gratis berobat, sedangkan buruh yang tidak memiliki kartu Askes tetap mendapat perawatan namun dengan biaya murah," ujar Sattar.
Rumah sakit ini memiliki luas bangunan sekitar 9.000 meter persegi, terdiri atas 8 lantai, dan jumlah tempat tidur yang tersedia 184 tempat tidur (kelas II).
Spesifikasi RS Pekerja setara kelas C+, berfungsi sebagai pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, mulai dari rawat jalan, unit gawat darurat, unit rawat intensif, bedah sentral, hingga rawat inap.
Pembangunan RS Pekerja ini merupakan sinergi antar BUMN, yakni PT KBN, PT Jamsostek, PT Askes, PT Binakarya, PT Nindya Karya, dan PT Indrakarya.
Direktur Utama KBN Sattar Taba mengatakan, nilai proyek pembangunan RS Pekerja ini berkisar Rp65 miliar, sedangkan pembelian peralatan kesehatan sebesar Rp40 miliar, dana cadangan untuk pembelian ambulans, biaya konsultan serta lainnya Rp5 miliar.
Dana pembangunan rumah sakit yang berlokasi di lahan seluas 3.652 meter persegi tersebut berasal dari dana program "corporate social responsibility" BUMN.
"Semua pekerja termasuk karyawan BUMN yang memiliki kartu asuransi kesehatan gratis berobat, sedangkan buruh yang tidak memiliki kartu Askes tetap mendapat perawatan namun dengan biaya murah," ujar Sattar.
Rumah sakit ini memiliki luas bangunan sekitar 9.000 meter persegi, terdiri atas 8 lantai, dan jumlah tempat tidur yang tersedia 184 tempat tidur (kelas II).
Spesifikasi RS Pekerja setara kelas C+, berfungsi sebagai pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, mulai dari rawat jalan, unit gawat darurat, unit rawat intensif, bedah sentral, hingga rawat inap.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: