Program SBP dukung kemandirian ekonomi pesantren
23 Agustus 2024 23:27 WIB
Pembukaan selubung menandai diluncurkannya Program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/8/2024). ANTARA/HO-Danone Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Danone Indonesia menggandeng Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor, Jawa Barat meluncurkan Program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) yang menjangkau 26.000 santri, untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan kehadiran Program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.
"Kami berharap Program SBP dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren, sehingga mereka dapat lebih mandiri, sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya peluncuran Program SBP dilakukan di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Bogor, dihadiri oleh 60 perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya.
Program SBP , tambahnya, diselenggarakan untuk membantu pesantren mengembangkan wawasan ekonomi mereka melalui pelatihan dan pemberdayaan yang melibatkan dan terfokus pada pengurus pesantren, para santri, serta masyarakat sekitar pesantren.
Baca juga: Baznas umumkan pemenang Kompetisi Santripreneur Agrobisnis 2024
Baca juga: POROZ-BAZNAS gelar pelatihan wirausaha bagi santri
Menurut Karyanto program ini rencananya akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal.
Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren.
"Kami percaya bahwa peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun pesantren yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing," katanya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said menyatakan mengapresiasi kehadiran SBP.
"Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya, kami mendukung penuh kemandirian pesantren dan kolaborasi Serikat Ekonomi Pesantren dan Danone Indonesia dalam menghadirkan Sekolah Bisnis Pesantren," katanya.
Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) Ustad Ahmad Tazakka Bonanza mengatakan program kolaborasi tersebut melibatkan kurang lebih 160 pesantren, jumlah santri yang akan terdampak dari program ini tidak kurang dari 26.000 santri tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya.
"Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun," katanya.
Baca juga: Kemenkominfo siap fasilitasi santri jadi wirausahawan digital
Baca juga: Menparekraf beri inspirasi santri Ponpes Raudhoh Batang jadi wirausaha
Baca juga: KKP ajak santri jadi wirausaha di sektor kelautan perikanan
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan kehadiran Program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.
"Kami berharap Program SBP dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren, sehingga mereka dapat lebih mandiri, sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya peluncuran Program SBP dilakukan di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Bogor, dihadiri oleh 60 perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya.
Program SBP , tambahnya, diselenggarakan untuk membantu pesantren mengembangkan wawasan ekonomi mereka melalui pelatihan dan pemberdayaan yang melibatkan dan terfokus pada pengurus pesantren, para santri, serta masyarakat sekitar pesantren.
Baca juga: Baznas umumkan pemenang Kompetisi Santripreneur Agrobisnis 2024
Baca juga: POROZ-BAZNAS gelar pelatihan wirausaha bagi santri
Menurut Karyanto program ini rencananya akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal.
Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren.
"Kami percaya bahwa peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun pesantren yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing," katanya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said menyatakan mengapresiasi kehadiran SBP.
"Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya, kami mendukung penuh kemandirian pesantren dan kolaborasi Serikat Ekonomi Pesantren dan Danone Indonesia dalam menghadirkan Sekolah Bisnis Pesantren," katanya.
Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) Ustad Ahmad Tazakka Bonanza mengatakan program kolaborasi tersebut melibatkan kurang lebih 160 pesantren, jumlah santri yang akan terdampak dari program ini tidak kurang dari 26.000 santri tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya.
"Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun," katanya.
Baca juga: Kemenkominfo siap fasilitasi santri jadi wirausahawan digital
Baca juga: Menparekraf beri inspirasi santri Ponpes Raudhoh Batang jadi wirausaha
Baca juga: KKP ajak santri jadi wirausaha di sektor kelautan perikanan
Pewarta: Subagyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: