Krisis energi di Lampung bakal segera "terobati"
7 April 2014 18:20 WIB
Peresmian PGN FSRU Lampung Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso (kedua dari kiri), Kepala BPH Migas Andi Noorsaman Sommeng (paling kiri) dan Kepala Bidang IIA Deputi Industri Strategis & Manufaktur Kementerian BUMN Zuryati Simbolon dalam acara peresmian PGN FSRU Lampung yang sudah selesai dibangun di Hyundai Heavy Industries, Ulsan, Korea Selatan pada Senin 7 April 2014 (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyebut krisis energi yang sedang terjadi di Lampung akan segera "terobati" dengan selesainya pembangunan Floating Storage Receiving Terminal (FSRU) di Galangan Kapal Hyundai Heavy Industries, Ulsan, Korea Selatan, Senin.
“Lampung boleh dikatakan sedang mengalami krisis energi dan pasokan gas dari FSRU ini bisa menjadi obat-nya,” kata Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Hari ini FSRU milik PGN resmi dibangun di Korea Selatan, dengan nama PGN FSRU Lampung. FSRU merupakan tempat penyimpanan sementara gas alam cair (LNG) sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung.
Pascaperesmian nama, FSRU Lampung akan berlayar dari Ulsan menuju Lampung Senin pekan depan. FSRU diperkirakan tiba di Lampung pertengahan Mei 2014.
Hendi Prio Santoso menyatakan bahwa selesainya pembangunan FSRU Lampung ini akan mendorong percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) di Lampung dan Jawa Barat. Selain itu keberadaan FSRU Lampung juga akan meningkatkan kehandalan pasokan gas PGN.
"Dengan adanya FSRU ini, sumber gas PGN yang disalurkan kepada konsumen tidak hanya bersumber dari lapangan gas di Sumatera – Jawa," ujar dia.
Dia mengatakan PGN nantinya dapat mengandalkan sumber pasokan gas dari Kilang LNG yang berada di Indonesia Timur, sehingga produk LNG dari Kilang dalam negeri tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Selain itu PGN juga bisa mendapatkan pasokan LNG dari sumber lainnya.
Hendi mengatakan PGN FSRU Lampung merupakan bagian dari infrastruktur gas bumi terintegrasi di Lampung yang dibangun oleh PGN. Bagian lainnya adalah pipa distribusi sepanjang 100 kilometer dengan diameter 12 inci - 16 inci.
Menurut Hendi, hingga akhir Maret 2014, pembangunan jaringan pipa distribusi itu sudah mencapai 90 kilometer.
“Pak Gubernur Lampung sudah memberikan ijin pembangunannya dan kami diminta untuk segera menyelesaikannya sehingga gas bumi bisa segera mengalir ke Lampung,” kata Hendi.
FSRU Satu berkapasitas dua juta ton per tahun. Gas dari FSRU Lampung nantinya akan memasok kebutuhan gas bagi pembangkit listrik, industri, usaha kecil dan rumah tangga di Lampung dan Sumatera Selatan, serta akan memasok kebutuhan gas bumi di Jawa Barat, Banten dan Jakarta.
Dia menekankan optimalisasi pemanfaatan gas bumi berpotensi menghemat biaya bahan bakar yang mencapai sekitar Rp900 miliar per tahun. Penghematan biaya bahan bakar bakal lebih besar seiring dengan peningkatan pemakaian gas bumi di Lampung.
“Lampung boleh dikatakan sedang mengalami krisis energi dan pasokan gas dari FSRU ini bisa menjadi obat-nya,” kata Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Hari ini FSRU milik PGN resmi dibangun di Korea Selatan, dengan nama PGN FSRU Lampung. FSRU merupakan tempat penyimpanan sementara gas alam cair (LNG) sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung.
Pascaperesmian nama, FSRU Lampung akan berlayar dari Ulsan menuju Lampung Senin pekan depan. FSRU diperkirakan tiba di Lampung pertengahan Mei 2014.
Hendi Prio Santoso menyatakan bahwa selesainya pembangunan FSRU Lampung ini akan mendorong percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) di Lampung dan Jawa Barat. Selain itu keberadaan FSRU Lampung juga akan meningkatkan kehandalan pasokan gas PGN.
"Dengan adanya FSRU ini, sumber gas PGN yang disalurkan kepada konsumen tidak hanya bersumber dari lapangan gas di Sumatera – Jawa," ujar dia.
Dia mengatakan PGN nantinya dapat mengandalkan sumber pasokan gas dari Kilang LNG yang berada di Indonesia Timur, sehingga produk LNG dari Kilang dalam negeri tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Selain itu PGN juga bisa mendapatkan pasokan LNG dari sumber lainnya.
Hendi mengatakan PGN FSRU Lampung merupakan bagian dari infrastruktur gas bumi terintegrasi di Lampung yang dibangun oleh PGN. Bagian lainnya adalah pipa distribusi sepanjang 100 kilometer dengan diameter 12 inci - 16 inci.
Menurut Hendi, hingga akhir Maret 2014, pembangunan jaringan pipa distribusi itu sudah mencapai 90 kilometer.
“Pak Gubernur Lampung sudah memberikan ijin pembangunannya dan kami diminta untuk segera menyelesaikannya sehingga gas bumi bisa segera mengalir ke Lampung,” kata Hendi.
FSRU Satu berkapasitas dua juta ton per tahun. Gas dari FSRU Lampung nantinya akan memasok kebutuhan gas bagi pembangkit listrik, industri, usaha kecil dan rumah tangga di Lampung dan Sumatera Selatan, serta akan memasok kebutuhan gas bumi di Jawa Barat, Banten dan Jakarta.
Dia menekankan optimalisasi pemanfaatan gas bumi berpotensi menghemat biaya bahan bakar yang mencapai sekitar Rp900 miliar per tahun. Penghematan biaya bahan bakar bakal lebih besar seiring dengan peningkatan pemakaian gas bumi di Lampung.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: