Denpasar, Bali (ANTARA) -
Maybank Indonesia mengedukasi pelari maraton untuk peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan, melalui peluncuran Eco-Village Maggotpreneuer dan menanam 2.500 bibit bakau di Mangrove Arboretum Park, Benoa, Bali, Jumat.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan, membeberkan kedua kegiatan itu bertujuan membantu pelestarian lingkungan, mengurangi dampak buruk perubahan iklim, dan langkah lanjutan dari kegiatan sustainability perusahaan untuk mendukung ekonomi hijau.

"Agenda itu merupakan komitmen kami untuk membangun keberlanjutan dan melibatkan masyarakat setempat, serta pelari yang akan mengikuti kegiatan Maybank Maraton," kata Steffano dalam acara peluncuran desa ramah lingkungan, sekaligus penanaman ribuan bibit mangrove.

Lebih lanjut dia membeberkan, para pelari yang menjadi peserta maraton harus diedukasi tentang pentingnya tanggung jawab menjaga lingkungan, sehingga aktivitas produktif dari kegiatan olahraga bisa selaras dengan menjaga lingkungan hidup sekitar.

"Jadi penanaman mangrove bukan hanya membantu menjaga garis pantai dari erosi, tetapi juga bisa menyerap emisi karbondioksida di udara, membantu mengurangi dampak perubahan iklim, dan menjaga habitat hewan-hewan di laut," ujar dia.

Baca juga: "Discover a New You" jadi tema Maybank Marathon di Bali

Selain penanaman mangrove dengan total 4.500 bibit sejak tahun lalu tersebut, lanjut Steffano, peluncuran Eco-Village Maggotpreneuer juga menjadi bagian penting dari komitmen perusahaan untuk membantu pengelolaan sampah yang ada di Bali.

Dia berharap, desa ramah lingkungan yang merupakan hasil inisiatif bersama dengan organisasi non pemerintah (NGO) seperti Jejakin dan BenihBaik.com itu bisa menginspirasi banyak pihak untuk turut serta memberdayakan masyarakat sekitar dalam melestarikan lingkungan.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan (kiri), menyaksikan penyerahan secara simbolis 2.500 bibit mangrove dan peluncuran Eco-Village Maggotpreneuer di Mangrove Arboretum Park, Benoa, Bali, Jumat (23/8/2024). ANTARA/HO-Maybank Indonesia
Board of Trustee Maybank Foundation Budi Dyah Sitawati, menjelaskan fasilitas itu berbasis black soldier fly atau lalat tentara hitam, yang masa pertumbuhan larvanya dimanfaatkan untuk mengolah limbah makanan atau organik manusia.

"Jadi larva itu berguna untuk menyirkulasikan limbah organik menjadi produk turunan, seperti makanan dan pupuk bersertifikat yang pastinya memiliki nilai jual, sehingga memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat sekitar," kata dia.

Ia berharap, fasilitas itu bisa mendorong perubahan positif terhadap masyarakat mengenai pandangan mereka terhadap konsep pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Baca juga: Bali United jadi lokasi baru ajang Maybank Marathon 2024

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Bali, I Wayan Serinah, mengatakan menekankan pemerintah terus berupaya untuk mengimplementasikan konsep keberlanjutan lingkungan, guna mewujudkan ekonomi hijau ke depan.

Oleh sebab itu, inisiatif dari pihak swasta seperti Maybank Indonesia sangat disambut baik oleh pemerintah.

"Melalui kolaborasi ini, luas tutupan hutan Bali yang semula 23 persen kini telah meningkat menjadi 28 persen. Untuk hutan mangrove, yang memiliki luas 3 ribu hektare, kini telah tercapai 44 persen tutupan atau sekitar 1.300 hektare lebih dengan 17 spesies mangrove sejati dan 16 spesies lainnya," kata I Wayan.

Sementara itu, kegiatan peluncuran Eco-Village Maggotpreneuer dan menanam 2.500 bibit mangrove, merupakan rangkaian kegiatan dari Maybank Marathon yang bertema "Discover a New You" dan diselenggarakan di dearah Gianyar, Bali, pada Minggu (25/8) mendatang.

Kegiatan itu diikuti oleh lebih dari 12.700 peserta, dengan kategori Marathon (42,195 km), Half Marathon (21,0975 km), 10K (10 km), serta Children Sprint, Wheelchair, dan berhadiah total sebanyak Rp2,7 miliar untuk 86 pemenang.

Baca juga: Dua pelari Kenya pecahkan rekor di Maybank Marathon 2023