Jakarta (ANTARA) - Perusahaan kendaraan otonom milik General Motors, Cruise, telah menarik kembali armada kendaraan otonomnya yang berjumlah 1.194 unit untuk menyelesaikan masalah lama terkait pengereman mendadak yang tidak terduga.

Cruise telah mengirimkan pembaruan perangkat lunak ke kendaraan-kendaraan tersebut yang diharapkan dapat mengurangi masalah pengereman itu. Dengan demikian, Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (National Highway Traffic Safety Administration/NHTSA) telah menutup investigasi yang telah berlangsung hampir dua tahun terkait masalah tersebut.

Penarikan ini dan kesimpulan investigasi tersebut menghilangkan satu kekhawatiran bagi Cruise pada saat perusahaan ini berada di bawah pengawasan ketat.

Baca juga: Robotaksi Cruise akan hadir di aplikasi Uber pada 2025

Baca juga: Kendaraan otonom WeRide dapat izin bawa penumpang di California


​​​Cruise masih berada di bawah investigasi federal yang aktif dari Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas dan Bursa setelah salah satu robotaksinya menabrak seorang pejalan kaki akhir tahun lalu.

Cruise telah mengalami banyak perubahan sejak insiden tersebut. Perusahaan ini kehilangan izin operasinya di California, menghentikan seluruh armada di AS, mengganti pendirinya serta sejumlah pemimpin lainnya, dan baru-baru ini telah menghentikan kendaraan otonom yang dirancang khusus, Origin.

Pada bulan Juni, Cruise mencapai kesepakatan dengan Komisi Utilitas Publik California sebagai langkah untuk mendekati dilanjutkannya layanan robotaksi di negara bagian tersebut.

NHTSA membuka investigasi terhadap masalah pengereman mendadak Cruise pada Desember 2022. Selama dua tahun terakhir, regulator tersebut mengatakan telah memeriksa 7.632 kejadian pengereman mendadak, tetapi hanya mengidentifikasi 10 kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan Cruise, di mana empat di antaranya melibatkan "pengguna jalan yang rentan dan mengakibatkan cedera."

Masalah tersebut tampaknya terjadi ketika sistem otonom Cruise secara tidak akurat memprediksi jalur mobil di depan robotaksi. Pengereman mendadak juga terjadi jika mobil lain terlalu dekat dengan sensor kendaraan otonom Cruise.

Pembaruan perangkat lunak Cruise telah meningkatkan kemampuan robotaksinya dalam hal persepsi, prediksi, dan perencanaan, menurut NHTSA.

Pada bulan Februari, regulator tersebut mengatakan bahwa Cruise menunjukkan bahwa tingkat kejadian pengereman mendadak jauh lebih rendah daripada pengemudi manusia.

Ini bukan penarikan pertama untuk kendaraan otonom Cruise. Pada tahun 2023, perusahaan ini memperbarui perangkat lunak otonomnya setelah salah satu robotaksinya menabrak bus kota di San Francisco.

Tahun sebelumnya, Cruise menarik kembali robotaksinya setelah salah satu kendaraan mengalami kecelakaan saat melakukan belokan kiri yang tidak terlindungi. Demikian disiarkan TechCrunch, Kamis (22/8) waktu setempat.

Baca juga: AS mungkin pertimbangkan larang perangkat lunak China di mobil otonom

Baca juga: Mercedes-Benz raih lisensi uji coba kendaraan otonom di China

Baca juga: Nissan berencana tawarkan layanan mobilitas otonom pada 2027