Menteri PPPA dorong kebijakan yang dukung upah layak pekerja perawatan
22 Agustus 2024 23:17 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga (ketiga kanan) dalam pembukaan Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Perempuan ASEAN ke-3 yang mengangkat tema "Merefleksikan Ekonomi Perawatan dan Ketahanan di ASEAN" di Vientiane, Laos. (ANTARA/HO-KemenPPPA)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mendorong kebijakan yang menyediakan perlindungan sosial, kondisi kerja yang layak, dan upah yang adil bagi pekerja perawatan.
"Kita harus mempromosikan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan untuk memastikan distribusi perawatan yang adil," kata Menteri Bintang Puspayoga dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.
Hal itu dikatakan Bintang Puspayoga sebagai Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Ministerial Meeting on Women (AMMW) dalam pembukaan Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Perempuan ASEAN ke-3 yang mengangkat tema "Merefleksikan Ekonomi Perawatan dan Ketahanan di ASEAN" di Vientiane, Laos.
Menurut Bintang Puspayoga, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN dalam memperkuat ekonomi perawatan dan ketahanan di ASEAN.
Pertama, pemerintah perlu membangun layanan perawatan berkualitas dan layanan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau, dan inklusif.
Hal ini dapat meringankan beban pekerjaan perawatan yang tidak dibayar sehingga memungkinkan lebih banyak perempuan yang dapat bergabung dalam angkatan kerja.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama regional dan berbagi praktik baik di antara negara anggota ASEAN untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan ekonomi perawatan yang efektif serta membangun wilayah yang tangguh dan inklusif dengan memprioritaskan kesejahteraan semua warga negara.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan komitmen seluruh perwakilan negara terhadap tujuan penting ini. Bersama-sama kita dapat membangun ASEAN yang lebih kuat, tangguh, dan inklusif," kata Bintang Puspayoga.
Baca juga: Menteri Bintang: Ekonomi perawatan penting bagi ketahanan masyarakat
Baca juga: Menteri: Perjuangan untuk kesetaraan perempuan-anak harus dilanjutkan
Baca juga: Menteri Bintang ajak perempuan berani gali potensi dan keterampilan
"Kita harus mempromosikan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan untuk memastikan distribusi perawatan yang adil," kata Menteri Bintang Puspayoga dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.
Hal itu dikatakan Bintang Puspayoga sebagai Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Ministerial Meeting on Women (AMMW) dalam pembukaan Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Perempuan ASEAN ke-3 yang mengangkat tema "Merefleksikan Ekonomi Perawatan dan Ketahanan di ASEAN" di Vientiane, Laos.
Menurut Bintang Puspayoga, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN dalam memperkuat ekonomi perawatan dan ketahanan di ASEAN.
Pertama, pemerintah perlu membangun layanan perawatan berkualitas dan layanan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau, dan inklusif.
Hal ini dapat meringankan beban pekerjaan perawatan yang tidak dibayar sehingga memungkinkan lebih banyak perempuan yang dapat bergabung dalam angkatan kerja.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama regional dan berbagi praktik baik di antara negara anggota ASEAN untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan ekonomi perawatan yang efektif serta membangun wilayah yang tangguh dan inklusif dengan memprioritaskan kesejahteraan semua warga negara.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan komitmen seluruh perwakilan negara terhadap tujuan penting ini. Bersama-sama kita dapat membangun ASEAN yang lebih kuat, tangguh, dan inklusif," kata Bintang Puspayoga.
Baca juga: Menteri Bintang: Ekonomi perawatan penting bagi ketahanan masyarakat
Baca juga: Menteri: Perjuangan untuk kesetaraan perempuan-anak harus dilanjutkan
Baca juga: Menteri Bintang ajak perempuan berani gali potensi dan keterampilan
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: