IWIP bantu kebutuhan pokok-perbaiki jalan usai banjir Halmahera Tengah
22 Agustus 2024 21:59 WIB
PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) memberikan bantuan berupa berbagai kebutuhan dasar seperti makanan, minuman hingga fasilitas penunjang kesehatan bagi korban banjir di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. ANTARA/HO-PT IWIP
Jakarta (ANTARA) - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) memberi bantuan kebutuhan pokok dan perbaiki jalan sejumlah desa di Halmahera Tengah, Maluku Tengah, pascabencana banjir.
IWIP merupakan kawasan industri nikel terintegrasi pertama di Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Halmahera Tengah.
Banjir yang melanda Halmahera Tengah pada 20-24 Juli lalu telah menyebabkan sejumlah desa terendam, menimbulkan kerusakan signifikan, dan memerlukan bantuan cepat serta koordinasi dari berbagai pihak.
Dalam menanggapi peristiwa itu, PT IWIP sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, telah aktif berkoordinasi dengan pemerintah desa dan daerah untuk memberikan bantuan segera bagi warga terdampak sebagai langkah penanganan cepat banjir.
Kepala Desa Lelilef Sawai Halmahera Tengah Frileks Arbaben menyatakan seluruh pihak bekerja sama dalam upaya penanganan banjir.
Ia juga mengonfirmasi bahwa sebelumnya wilayahnya sering terjadi banjir, tetapi jangka waktunya bisa di atas lima tahunan.
"Semuanya bekerja sama dalam hal evakuasi pengungsi serta memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban banjir," ujar Frileks.
Dia juga mengatakan PT IWIP memberikan berbagai jenis bantuan, termasuk makanan, pakaian, dan uang tunai.
"IWIP memberikan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan pakaian. Selain itu, ada juga bantuan berupa insentif uang tunai kepada lansia yang disalurkan melalui rekening masing-masing," katanya lagi.
Selain bantuan kebutuhan dasar, PT IWIP juga terlibat dalam perbaikan infrastruktur dengan memperbaiki jalan-jalan yang rusak akibat banjir.
"PT IWIP membantu perbaikan jalan yang terdampak," ujar Frileks.
Kepala Desa Lukulamo Halmahera Tengah Aklon Sangaji juga menyampaikan bahwa PT IWIP turut memberikan bantuan di desanya berupa bahan makanan.
"Bantuan disalurkan ke posko induk berupa sembako dan barang campuran yang diserahkan oleh Divisi HRD IWIP," kata Aklon.
Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Baabullah Ternate Zaki Alinuari menginformasikan bahwa wilayah Halmahera Tengah mengalami intensitas curah hujan menengah hingga tinggi dari Januari hingga Juli 2024.
"Khususnya bulan Mei dan Juni mengalami intensitas tinggi mencapai lebih dari 150 mm dalam satu bulan. Kondisi tanah yang cenderung terus-menerus basah akan memberikan dampak pada tingginya kejenuhan tanah kemudian akan meningkatkan potensi adanya banjir dan longsor," ujar Zaki.
Berdasarkan pengamatan BMKG, kata Zaki, perubahan suhu udara di wilayah Halmahera Tengah mengalami anomali positif atau mengalami tren pemanasan suhu udara. Kondisi tersebut meningkatkan potensi adanya pembentukan awan konvektif atau awan hujan di wilayah Halmahera Tengah.
Dari histori curah hujan, Zaki menuturkan wilayah Halmahera Tengah memiliki tren kenaikan curah hujan pada Mei hingga Agustus. Adapun, beberapa kejadian bencana di wilayah Halmahera Tengah juga sering tercatat terjadi pada Juli hingga September.
"Maka dari itu, perlu adanya perhatian khusus terkait kondisi potensi bencana di wilayah Halmahera Tengah," kata Zaki.
Sebelumnya, GM External Relations IWIP Wahyu Budhi Santoso mengharapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak dan membantu proses pemulihan berlangsung lebih cepat.
"PT IWIP berkomitmen untuk terus berpartisipasi aktif dalam mendukung masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar," kata dia pula.
Baca juga: PT IWIP berikan bantuan makanan bagi korban banjir di Halmahera Tengah
Baca juga: BNPB: Warga Halmahera Tengah masih mengungsi meski banjir sudah surut
IWIP merupakan kawasan industri nikel terintegrasi pertama di Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Halmahera Tengah.
Banjir yang melanda Halmahera Tengah pada 20-24 Juli lalu telah menyebabkan sejumlah desa terendam, menimbulkan kerusakan signifikan, dan memerlukan bantuan cepat serta koordinasi dari berbagai pihak.
Dalam menanggapi peristiwa itu, PT IWIP sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, telah aktif berkoordinasi dengan pemerintah desa dan daerah untuk memberikan bantuan segera bagi warga terdampak sebagai langkah penanganan cepat banjir.
Kepala Desa Lelilef Sawai Halmahera Tengah Frileks Arbaben menyatakan seluruh pihak bekerja sama dalam upaya penanganan banjir.
Ia juga mengonfirmasi bahwa sebelumnya wilayahnya sering terjadi banjir, tetapi jangka waktunya bisa di atas lima tahunan.
"Semuanya bekerja sama dalam hal evakuasi pengungsi serta memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban banjir," ujar Frileks.
Dia juga mengatakan PT IWIP memberikan berbagai jenis bantuan, termasuk makanan, pakaian, dan uang tunai.
"IWIP memberikan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan pakaian. Selain itu, ada juga bantuan berupa insentif uang tunai kepada lansia yang disalurkan melalui rekening masing-masing," katanya lagi.
Selain bantuan kebutuhan dasar, PT IWIP juga terlibat dalam perbaikan infrastruktur dengan memperbaiki jalan-jalan yang rusak akibat banjir.
"PT IWIP membantu perbaikan jalan yang terdampak," ujar Frileks.
Kepala Desa Lukulamo Halmahera Tengah Aklon Sangaji juga menyampaikan bahwa PT IWIP turut memberikan bantuan di desanya berupa bahan makanan.
"Bantuan disalurkan ke posko induk berupa sembako dan barang campuran yang diserahkan oleh Divisi HRD IWIP," kata Aklon.
Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Baabullah Ternate Zaki Alinuari menginformasikan bahwa wilayah Halmahera Tengah mengalami intensitas curah hujan menengah hingga tinggi dari Januari hingga Juli 2024.
"Khususnya bulan Mei dan Juni mengalami intensitas tinggi mencapai lebih dari 150 mm dalam satu bulan. Kondisi tanah yang cenderung terus-menerus basah akan memberikan dampak pada tingginya kejenuhan tanah kemudian akan meningkatkan potensi adanya banjir dan longsor," ujar Zaki.
Berdasarkan pengamatan BMKG, kata Zaki, perubahan suhu udara di wilayah Halmahera Tengah mengalami anomali positif atau mengalami tren pemanasan suhu udara. Kondisi tersebut meningkatkan potensi adanya pembentukan awan konvektif atau awan hujan di wilayah Halmahera Tengah.
Dari histori curah hujan, Zaki menuturkan wilayah Halmahera Tengah memiliki tren kenaikan curah hujan pada Mei hingga Agustus. Adapun, beberapa kejadian bencana di wilayah Halmahera Tengah juga sering tercatat terjadi pada Juli hingga September.
"Maka dari itu, perlu adanya perhatian khusus terkait kondisi potensi bencana di wilayah Halmahera Tengah," kata Zaki.
Sebelumnya, GM External Relations IWIP Wahyu Budhi Santoso mengharapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak dan membantu proses pemulihan berlangsung lebih cepat.
"PT IWIP berkomitmen untuk terus berpartisipasi aktif dalam mendukung masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar," kata dia pula.
Baca juga: PT IWIP berikan bantuan makanan bagi korban banjir di Halmahera Tengah
Baca juga: BNPB: Warga Halmahera Tengah masih mengungsi meski banjir sudah surut
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: