Jayapura (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Bidang Pertahanan Informasi dan Hubungan Luar Negeri Yorrys Raweyai berpendapat bahwa penembakan dan pengibaran bendera di Skouw-Wutung perbatasan RI-PNG dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata.

"Kelompok separatis. Kalau menurut laporan yang saya terima ini kelompok sempalan, bukan Wenda. Karena Wenda tidak pernah instruksikan itu," kata Yorrys Raweyai menjawab pertanyaan Antara terkait penembakan di perbatasan RI-PNG, Minggu.

Penembakan itu, kata Yorrys, merupakan kelompok baru. "Ini kelompok baru, sempalan-sempalan. Mereka berjumlah sekitar dua hingga 30 orang, cuma mereka punya senjata tapi bukan rakitan," katanya.

Menurut Yorrys, penembakan di Skouw-Wutung meggunakan motif mengibarkan bendera Bintang Kejora dan dua bendera hitam lainnya di kiri-kanan.

"Ini kan motif menjebak. Ada dua orang yang terkena serpihan, Pak Kapolres Jayapura Kota dan satu tentara," katanya.

"Ini membuktikan bahwa mereka sengaja bermain di perbatasan untuk menjebak. Sebelum ini tidak ada kontak. Mereka hanya mancing saja. Jadi saat Pak Kapolres Jayapura Kota mau ambil gambar langsung disikat, kena serpihan kaca dan kaki kanan kena tembak," lanjutnya.

Yorrys mengemukakan penembakan itu juga bisa disebut sebagai kriminal bersenjata.

"Menurut saya ini tindakan kriminal bersenjata, dan mengganggu keamanan dan saat ini (Pemilu Legislatif) hajatan nasional, tidak ada yang boleh ganggu ini. Memprovokasi masyarakat untuk tidak mencoblos tidak boleh," katanya.