OJK sebut total aset industri jasa keuangan capai Rp34 ribu triliun
22 Agustus 2024 15:59 WIB
(Kiri-kanan) Ketua DK OJK Mahendra Siregar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi di Jakarta, Kamis (22/8/2024) ANTARA/Bayu Saputra/aa.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar melaporkan, hingga saat ini total aset industri jasa keuangan telah mencapai Rp34 ribu triliun.
"Saat ini total aset ditambah kapitalisasi industri jasa keuangan secara keseluruhan telah mencapai Rp34 ribu triliun," kata Mahendra saat acara Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) di Jakarta, Kamis.
Mahendra mengatakan bahwa capaian industri jasa keuangan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kontribusi industri jasa keuangan Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) terbilang masih kecil.
"Artinya ruang untuk peningkatan nilai tambah dan kontribusi sektor jasa keuangan terhadap perekonomian nasional masih sangat besar," ujarnya.
Mahendra menjelaskan, penguatan dan pengembangan tersebut dapat meningkatkan efisiensi sektor jasa keuangan yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat biaya bunga atau cost of fund yang dipinjamkan ke masyarakat.
Oleh karena itu, Pemerintah menganggap penguatan beserta pengembangan industri jasa keuangan sebagai prioritas yang mendesak.
Sementara itu, lanjutnya, saat ini ruang untuk pengembangan sektor jasa keuangan masih terbuka sangat luas terutama bila mengacu pada tingkat inklusi keuangan yang tercatat 75 persen dan indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen.
“Kami meyakini bahwa literasi dan inklusi keuangan yang kuat menjadi kunci peningkatan likuiditas pendalaman pasar dan penyaluran pembiayaan untuk memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Mahendra.
Baca juga: Jasindo turut dukung program Ekosistem Keuangan Inklusif dari OJK
Baca juga: OJK pacu inklusi keuangan melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif
"Saat ini total aset ditambah kapitalisasi industri jasa keuangan secara keseluruhan telah mencapai Rp34 ribu triliun," kata Mahendra saat acara Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) di Jakarta, Kamis.
Mahendra mengatakan bahwa capaian industri jasa keuangan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kontribusi industri jasa keuangan Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) terbilang masih kecil.
"Artinya ruang untuk peningkatan nilai tambah dan kontribusi sektor jasa keuangan terhadap perekonomian nasional masih sangat besar," ujarnya.
Mahendra menjelaskan, penguatan dan pengembangan tersebut dapat meningkatkan efisiensi sektor jasa keuangan yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat biaya bunga atau cost of fund yang dipinjamkan ke masyarakat.
Oleh karena itu, Pemerintah menganggap penguatan beserta pengembangan industri jasa keuangan sebagai prioritas yang mendesak.
Sementara itu, lanjutnya, saat ini ruang untuk pengembangan sektor jasa keuangan masih terbuka sangat luas terutama bila mengacu pada tingkat inklusi keuangan yang tercatat 75 persen dan indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen.
“Kami meyakini bahwa literasi dan inklusi keuangan yang kuat menjadi kunci peningkatan likuiditas pendalaman pasar dan penyaluran pembiayaan untuk memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Mahendra.
Baca juga: Jasindo turut dukung program Ekosistem Keuangan Inklusif dari OJK
Baca juga: OJK pacu inklusi keuangan melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: