Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis mengatakan, kebijakan subsidi gas yang mematok harga 6 dolar AS per millions of british thermal unit (MMBTU) itu telah menarik minat salah satu importir keramik yakni PT Rumah Keramik Indonesia untuk membangun pabrik di Batang.
Ia mengatakan pabrik yang dibangun tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 360 ribu meter persegi per bulan, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 500 orang.
Menurutnya, investasi triliunan rupiah tersebut diharapkan dapat menginspirasi investor lain untuk dapat menanamkan modalnya guna mendukung visi menjadikan Indonesia sebagai produsen ubin keramik peringkat lima besar di dunia.
Lebih lanjut, pembangunan pabrik ini diproyeksikan bisa mengisi kebutuhan pasar keramik domestik yang sejalan dengan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Andi mengatakan pada tahun 2023, program P3DN mencatatkan komitmen pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk produk dalam negeri sebesar Rp1.157,47 triliun, yang meningkat menjadi Rp1.428,25 triliun pada semester I-2024.
Pemerintah memutuskan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau harga gas murah di bawah 6 dolar AS per MMBTU bagi tujuh kelompok industri dilanjutkan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas keberlanjutan dari kebijakan HGBT di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/7).
Adapun, tujuh kelompok industri tersebut, yaitu industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca dan sarung tangan karet.
Baca juga: PGN dukung pemanfaatan gas industri secara berkelanjutan
Baca juga: Menteri ESDM tak tutup peluang industri baru peroleh manfaat HGBT
Baca juga: Asaki: Perpanjangan HGBT tingkatkan utilitas industri keramik