Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan akan terus memantau wabah virus Ebola yang sedang melanda Afrika dimana hingga tanggal 31 Maret 2014, Kementerian Kesehatan Guinea melaporkan adanya 122 kasus klinis dengan 80 kematian.

"Sejauh ini penyakit ini tidak sampai ke Asia. Tapi kami terus memantau perkembangan yang ada melalui mekanisme International Health Regulation (2005), dimana saya merupakan National Focal Point," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektronik di Jakarta, Jumat.

Tjandra mengatakan terus melakukan komunikasi langsung dengan Outbreak Center di Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang selalu mengirimkan update secara berkala dan terus mengamati perkembangan penyakit pada kasus di Afrika tersebut.

Penyebaran penyakit virus Ebola (Ebola Virus Disease/EVD) daat ini terjadi di Afrika Barat yaitu negara Guinea, Liberia dan berpotensi menyebar ke Sierra Leone.

Sedangkan di Guinea, kasus itu tersebar di beberapa wilayah yaitu yaitu Conakry (11 kasus), Guekedo (77 kasus), Macenta (23 kasus), Kissidougou (8 kasus) dan 3 kasus dari Dabola dan Djingaraye dengan 24 diantaranya adalah kasus konfirmasi lab dengan uji PCR (13 kasus meninggal dunia) dan 98 lainnya adalah kasus probable (67 kasus meninggal dunia).

Tjandra memaparkan pemerintah setempat masih melakukan investigasi kasus dan pencarian kontak kasus dan tercatat 400 orang kontak dalam pengawasan medis.

Beberapa hal yang penting sebagai upaya pencegahan penyebaran virus adalah peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan diri dengan melakukan perilaku hidup bersih sehat termasuk cuci tangan, cara merawat orang sakit secara aman di masyarakat, pemakaian alat pelindung diri saat bersentuhan dengan benda yang berpotensi terkontaminasi darah dan cairan tubuh orang sakit atau saat melakukan pembersihan lingkungan dan disinfeksi serta cara pemakaman yang aman.

Penyakit virus Ebola (EVD) adalah demam berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit akibat virus yang paling mematikan bagi manusia.

Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di Provinsi Sudan Barat dan di wilayah terdekat dari Zaire pada tahun 1976 dimana ada lima spesies virus ebola yaitu Bundibugyo, Pantai Gading, Reston, Sudan dan Zaire.

Spesies Bundibugyo, Sudan, dan Zaire adalah spesies yang dikaitkan dalam wabah besar virus ebola di Afrika yang menyebabkan kematian pada 25-90 persen kasus klinis.

Virus Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan darah,cairan tubuh, dan jaringan orang yang terinfeksi namun penularan virus Ebola juga telah terjadi padahewan liar yang terinfeksi sakit atau mati (simpanse, gorila,monyet, antelop hutan dan kelelawar buah).

"Kasus EVD dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat karena berpotensi menyebar dan memiliki angka kematian yang tinggi, yaitu dapat mencapai 90 persen," ujar Tjandra.

Meski demikian, Tjandra menyebut kejadian luar biasa EVD merupakan peristiwa yang jarang terjadi dan demam berdarah virus menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian khusus dalam IHR (2005).