Kuantan Singingi (ANTARA News) - Petani buah sawo di kabupaten Kuantan
Singingi, Provinsi Riau memerlukan bantuan sarana untuk meningkatkan
nilai tambah hasil pertanian mereka, seperti mengolah sawo menjadi
minuman sirup.
"Kami sudah mengusulkan permohonan bantuan sarana dan fasilitas
industri rumah tangga sebagai pendukung pengelolaan buah sawo ke
provinsi dan pusat, harapan kami peningkatan nilai tambah terhadap
produk daerah ini menjadi baik dan dapat membantu peningkatan pendapatan
keluarga petani," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Tanaman Pangan
kabupaten Kuantan Singingi, Syoffinal di Taluk, Jumat.
Menurut Syoffinal, sawo sejak lima tahun terakhir menjadi pendukung utama peningkatan ekonomi petani di Kuantan Singingi.
Selama
itu juga lanjutnya, banyak petani hanya menjual buah segar ke sejumlah
pasar tradisional sehingga hasilnya hanya sedikit untuk membantu
kebutuhan sehari-hari keluarga.
Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kuantan Singingi telah memberikan
pelatihan kepada sejumlah petani terkait cara memproduksi buah sawo
untuk berbagai macam minuman dan kue benilai tinggi dan sekaligus
memberikan bantuan baik itu berupa bibit dan bantuan sarana pengelolaan
kepada petani.
"Hasilnya sangat memuaskan bahkan sejumlah petani saat ini
optimistis untuk benar-benar memanfaatkan buah sawo untuk diproduksi
menjadi produk lebih berharga," katanya.
Kreativitas petani dari
bahan dasar buah sawo ini di antaranya sirup sawo, sari sawo, selai
sawo, manisan sawo, dodol sawo, brownies sawo, dan cake sawo.
"Petani hasil binaan pemerintah daerah sudah memproduksi 48.000
botol minuman sawo, yang telah dipasarkan ke sejumlah toko, swalayan,
mini market di daerah bahkan telah masuk pasar kota Pekanbaru, selain
itu Distangan telah memberikan kesempatan kepada empat orang ikut
pelatihan, kedepannya dijadikan sebagai instruktur daerah, " sebutnya.
Dua kecamatan menjadi penghasil buah sawo berkualitas tinggi yaitu
kecamatan Kuantan Hilir dan kecamatan Kuantan Hilir Tengah.
Sesuai
hasil pendataan ada mencapai 17.000 batang sawo yang ada di Kuansing,
sementara berkaitan dengan kemasan misalnya botol, plastik, kotak
didatangkan dari luar.
Menurut Syoffinal, tahun lalu Provinsi Riau memberikan 6.000 batang
bibit sawo dan tahun 2014 ada 3.000 batang untuk enam kelompok petani
sawo yang sudah tergabung dalam koperasi Mandiri Sejahtera.
Namun
demikian, lanjutnya, kebutuhan daerah untuk menunjang pengelolaan dan
pengemasan hasil produksi petani ini adalah sejumlah fasilitas industri
rumah tangga di antaranya, alat penyaringan, pengepakan, ukuran gizi,
semua berkaitan dengan paur industri.
"Kami berharap provinsi dan pusat mengabulkan permohonan itu, hal
ini sudah dibicarakan ke pusat bahkan dalam musrenbang tingkat kabupaten
maupun tingkat provinsi," katanya.
Petani sawo perlu bantuan untuk tingkatkan nilai tambah
4 April 2014 17:33 WIB
ilustrasi - buah sawo yang dijual di pasar (ANTARA/Budi Afandi)
Pewarta: Asripilyadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: