"Sirkular ekonomi ini memiliki skala ekonomi Rp9,34 triliun, dan memberdayakan 1,25 juta orang untuk 52 PLTU, dan 10 juta ton biomassa per tahun," kata dia.
Dirinya menjelaskan, cofiring merupakan kegiatan untuk mendapatkan energi terbarukan melalui pengurangan batu bara dalam PLTU yang diganti dengan produk biomassa bahan bakar padat yang bersumber dari produk organik, seperti sekam padi, serpih kayu, dan cangkang sawit.
Oleh karena itu menurutnya, selain menciptakan ekonomi baru, penggunaan biomassa pada PLTU turut mengakselerasi target capaian nol emisi karbon (Net Zero Emission/NZE) pada tahun 2060.
"Penurunan emisinya adalah 11 juta ton per tahun," kata dia.
ton pada 2022, selanjutnya naik kembali menjadi 1 juta ton pada tahun 2023.
Pemanfaatan biomassa untuk cofiring dan pengganti batu bara mendapat dukungan dari pemerintah.
Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo menyampaikan bahwa Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada PLTU, telah diterbitkan untuk memberikan payung hukum penggunaan biomassa.