Majalengka (ANTARA) -
Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana Bernardus Djonoputro menyebutkan bahwa wilayah aglomerasi Rebana Metropolitan, yang mencakup tujuh kota/kabupaten di Jawa Barat, menjadi penggerak ekonomi baru di sektor industri untuk provinsi tersebut.
"Kawasan Rebana meliputi wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang serta Kabupaten Sumedang merupakan kutub pertemuan baru untuk ekonomi di Jabar," ujar Bernardus di Majalengka, Jawa Barat, Rabu.
Ia menjelaskan dari 13 kawasan industri seluas 43 ribu hektare yang sedang dikembangkan di Rebana Metropolitan, tujuh di antaranya telah menunjukkan kemajuan signifikan terutama di daerah Cipali Timur dan Kertajati-Jatitujuh dalam dua tahun terakhir.
Menurut dia, kegiatan investasi di kawasan ini juga sudah berjalan dengan baik dan diperkirakan bisa meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, ia mengatakan kalau pertumbuhan ekonomi kawasan ini sudah berada pada angka 5,8 persen dan capaian tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan.
"Kami memperkirakan pertumbuhan pesat kawasan industri di 13 kawasan industri di wilayah Rebana. Dengan rata-rata luas 200 hektare per kawasan, diperkirakan bisa menciptakan 40 ribu lapangan kerja baru,” ujarnya.
Bernardus menyampaikan pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut bisa dipercepat karena ditunjang dengan adanya infrastruktur seperti Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban, yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres 87/2021.
Selain itu, ia mengungkapkan kawasan industri tersebut hanya menempati sekitar 5 persen dari total luas lahan di Rebana, sehingga sisanya dapat dialokasikan untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan kebutuhan lainnya guna menjaga kelayakan hunian di kawasan tersebut.
Dia menambahkan setiap pemerintah daerah di kawasan ini berperan sebagai Dewan Pengawas Badan Pengelola Kawasan Rebana, agar pengembangan lokasi industri bisa terlaksana dengan baik.