Menurut Bahlil, kader Golkar jangan sampai berani bermain-main dengan sosok yang disebutnya sebagai "Raja Jawa" karena bisa membawa celaka. Namun, dia tidak menjelaskan sosok raja yang dimaksud tersebut.
"Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu saja jangan coba-coba main dengan barang ini. Waduh ngeri-ngeri sedap barang ini," kata Bahlil.
Dia menyampaikan hal itu setelah mengajak kader Partai Golkar untuk lebih paten lagi dalam mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang sebagai keberlanjutan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Bahlil tak berencana jadikan Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar
Menurut Bahlil, program yang paling utama dalam kepemimpinannya di Partai Golkar adalah menjadi garda terdepan untuk menyukseskan pemerintahan mendatang.
Selain itu, kader Partai Golkar juga perlu menjadi benteng pertahanan terhadap gangguan yang datang dari dalam maupun luar.
"Kita sudah bersepakat Golkar mendukung pemerintah, jangan pagi mendukung, sore setengah mendukung, malam bikin lain," kata Bahlil yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Baca juga: Bahlil ungkap Ketum Golkar terdahulu selalu dekat dengan pemerintah
Sementara itu, politisi senior Partai Golkar Idrus Marham mengatakan bahwa ungkapan Bahlil itu hanya merupakan candaan politik karena tema pidato Bahlil juga banyak menyinggung soal isu-isu yang berkembang di masyarakat.
Namun, menurut Idrus, ungkapan Bahlil soal "Raja Jawa" itu bukan merupakan sikap politik dari partai.
"Harus dibedakan antara pernyataan politik dan guyonan politik," kata Idrus.
Baca juga: Bahlil cek putusan MK guna tentukan langkah Partai Golkar di Pilkada
Baca juga: Munas setujui Bahlil Lahadalia jadi Ketum Golkar periode 2024-2029