Jakarta (ANTARA) - Ekonom dari Bank Mandiri Reny Eka Putri memandang bahwa keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25 persen sesuai dengan ekspektasi yang diperkirakan sebelumnya.
“Hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) siang ini, BI-Rate tetap dipertahankan di 6,25 persen, ini sebenarnya juga sesuai dengan ekspektasi dari Bank Mandiri. Jadi, kami memperkirakan memang belum bulan ini untuk Bank Indonesia menurunkan suku bunganya,” kata Reny saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Reny menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang masih terus diperhatikan oleh BI sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan salah satunya terkait dengan kepastian pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR).
Selain itu, BI juga masih melihat bagaimana implikasi kondisi market saat ini terhadap pergerakan imbal hasil US Treasury karena hal ini nantinya akan berpengaruh kepada pergerakan pasar obligasi di domestik.
“Dan juga kita lihat dengan perkembangan dolar AS terbaru, dalam beberapa minggu terakhir ini juga menunjukkan penurunan atau pelemahan karena dari sisi Dollar Index-nya juga kembali turun sampai ke level 102. Jadi ada beberapa faktor yang memang akan diantisipasi dulu oleh BI nanti sebelum menurunkan suku bunga acuannya,” kata Reny.
Dia menambahkan, Bank Mandiri sendiri memperkirakan pemangkasan BI-Rate akan terjadi menjelang akhir tahun antara November atau Desember atau tepat pada kuartal keempat tahun ini.
Sementara untuk suku bunga AS, imbuh Reny, Bank Mandiri memperkirakan akan mulai turun pada September mendatang seperti yang diekspektasikan pasar. Suku bunga AS juga kemungkinan turun lebih agresif lagi pada November atau Desember sehingga penurunannya pada tahun ini diperkirakan terjadi dua kali.
“Tapi untuk saat ini kemungkinan tercepat di September sesuai dengan market konsensus yang probability penurunannya untuk FFR sekarang memang lebih besar di September,” ujar Reny.
Dia mengatakan bahwa proyeksi Bank Mandiri terhadap penurunan BI-Rate belum berubah, yakni turun menjadi 6 persen dari posisi 6,25 persen atau turun satu kali sebesar 25 basis point (bps). Sedangkan suku bunga AS diperkirakan turun menjadi 5,25 persen dari posisi 5,5 persen.
“Tapi dengan melihat situasi kondisi terkini, kemudian dengan potensi penguatan rupiah yang juga berlanjut dan kita lihat dari sisi faktor risiko juga sudah mulai berkurang, bisa jadi (penurunan suku bunga AS) sampai 50 bps. Jadi mungkin antara 25 sampai 50 bps untuk FFR rate cut pada tahun ini,” kata Reny.
BI pada Rabu mengumumkan keputusannya untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk menjaga inflasi tetap berada dalam sasaran. Selain itu, BI juga memutuskan untuk menahan suku bunga deposit facility di level 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan tersebut tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025.
Baca juga: BI menahan suku bunga BI-Rate tetap di level 6,25 persen
Baca juga: IHSG diprediksi mendatar di tengah rilis suku bunga BI
Ekonom: Penahanan suku bunga BI di level 6,25 persen sesuai ekspektasi
21 Agustus 2024 16:22 WIB
Logo Bank Mandiri. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/aa.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: