Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei Political Communication Institute menunjukkan bahwa Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi magnet pemilih yang bisa mendongkrak perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2014.

"PDIP mampu meraih tingkat keterpilihan sebesar 23,1 persen dinilai responden karena sudah mencalonkan Jokowi sebagai (bakal) capres partai," kata Direktur Political Communication Institute Heri Budianto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, responden menyebut PDIP sebagai partai yang konsisten sebagai oposisi dan solid, membela kepentingan masyarakat kecil serta partai nasionalis yang mengacu pada ideologi Bung Karno.

Survei yang dilakukan 19-29 Maret 2014 dengan metode multistage random sampling pada 1.200 responden di 33 provinsi itu menempatkan Golkar pada posisi kedua dengan tingkat keterpilihan 17,3 persen disusul Partai Gerindra (7,7 persen), Partai Demokrat (5,1 persen) dan Partai NasDem (4,5 persen).

"Responden yang belum menentukan pilihan sebesar 23,3 persen," kata Heri tentang survei yang dilakukan lewat wawancara langsung dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan batas kesalahan 2,9 persen itu.

Heri menjelaskan responden memilih Golkar dengan alasan memiliki kemampuan dalam mengelola partai dan pengalaman dalam politik dan pemerintahan.

Sedang alasan responden memilih Partai Gerindra, kata dia, karena mereka menaruh harapan kepada Prabowo Subianto yang dinilai memiliki ketegasan dan kewibawaan.

Responden yang memilih Partai Demokrat, menurut Heri, menyatakan memilih partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu karena menilai partai akan melanjutkan program-program pemerintahan sekarang.

Dan Partai NasDem, ia menjelaskan, dipilih karena responden yakin partai baru itu bisa memberikan harapan baru dan perubahan bagi Indonesia.