BI: Ekonomi Bali Nusra triwulan II-2024 meningkat 6,84 persen
20 Agustus 2024 21:42 WIB
Direktur Departemen Regional Bank Indonesia (BI) M Firdauz Muttaqin berbicara dalam acara Capacity Building: Perkembangan Perekonomian Daerah Terkini di Jakarta, Selasa (20/8/2024). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Departemen Regional Bank Indonesia (BI) M Firdauz Muttaqin mengatakan ekonomi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Bali Nusra) pada triwulan II-2024 meningkat sebesar 6,84 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
"Perekonomian Balinusra tumbuh sebesar 6,84 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I sebesar 5,11 persen (yoy)," kata Firdauz dalam acara Capacity Building: Perkembangan Perekonomian Daerah Terkini di Jakarta, Selasa.
Selanjutnya, perekonomian wilayah Bali dan Nusa Tenggara tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II-2024 yang tercatat sebesar 5,05 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, peningkatan terutama didorong oleh kinerja ekspor sejalan dengan kenaikan permintaan konsentrat tembaga dan wisatawan mancanegara, serta kinerja investasi didorong oleh peningkatan investasi non-bangunan.
Dari sisi sektoral, peningkatan didorong oleh lapangan usaha (LU) pertambangan seiring kenaikan produksi konsentrat kering tembaga.
Lebih lanjut, membaiknya kinerja LU akomodasi makan dan minum (akmamin) dan transportasi sejalan dengan tetap kuatnya kunjungan wisatawan, LU pertanian meningkat seiring dengan masuknya periode panen raya tanaman bahan makanan (tabama), hortikultura dan perikanan.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan tercatat sebesar 5,22 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2024 yang sebesar 6,17 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, perlambatan khususnya disumbang oleh perlambatan ekspor batu bara seiring dengan perlambatan permintaan oleh mitra dagang utama, Tiongkok dan India, dan perlambatan ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ke India.
Dari sisi lapangan usaha, deselerasi pertumbuhan didorong moderasi LU pertambangan, terutama batu bara dan perlambatan kinerja LU industri pengolahan, khususnya produksi CPO.
Namun demikian, kinerja konstruksi tercatat meningkat terkonfirmasi dari realisasi pengadaan semen yang meningkat dan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan terutama beberapa proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ditargetkan fungsional sebelum upacara 17 Agustus 2024.
Selanjutnya, perekonomian Sulawesi, Ambon, dan Papua (Sulampua) triwulan II-2024 naik 6,74 persen (yoy), melambat dari triwulan I sebesar 7,97 persen (yoy).
Di sisi permintaan, perlambatan bersumber dari seluruh komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan net ekspor.
Kondisi tersebut didorong beberapa faktor, antara lain terbatasnya permintaan masyarakat dan berakhirnya masa penyaluran bantuan sosial, normalisasi belanja pemerintah pascapemilihan presiden (Pilpres), penyelesaian proyek PSN, serta kendala rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga.
Baca juga: Tiga proyek kelistrikan di NTB dukung pembangunan ekonomi
Baca juga: OJK: Penyaluran kredit perbankan di Bali capai Rp100,32 triliun
"Perekonomian Balinusra tumbuh sebesar 6,84 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I sebesar 5,11 persen (yoy)," kata Firdauz dalam acara Capacity Building: Perkembangan Perekonomian Daerah Terkini di Jakarta, Selasa.
Selanjutnya, perekonomian wilayah Bali dan Nusa Tenggara tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II-2024 yang tercatat sebesar 5,05 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, peningkatan terutama didorong oleh kinerja ekspor sejalan dengan kenaikan permintaan konsentrat tembaga dan wisatawan mancanegara, serta kinerja investasi didorong oleh peningkatan investasi non-bangunan.
Dari sisi sektoral, peningkatan didorong oleh lapangan usaha (LU) pertambangan seiring kenaikan produksi konsentrat kering tembaga.
Lebih lanjut, membaiknya kinerja LU akomodasi makan dan minum (akmamin) dan transportasi sejalan dengan tetap kuatnya kunjungan wisatawan, LU pertanian meningkat seiring dengan masuknya periode panen raya tanaman bahan makanan (tabama), hortikultura dan perikanan.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan tercatat sebesar 5,22 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan I-2024 yang sebesar 6,17 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, perlambatan khususnya disumbang oleh perlambatan ekspor batu bara seiring dengan perlambatan permintaan oleh mitra dagang utama, Tiongkok dan India, dan perlambatan ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ke India.
Dari sisi lapangan usaha, deselerasi pertumbuhan didorong moderasi LU pertambangan, terutama batu bara dan perlambatan kinerja LU industri pengolahan, khususnya produksi CPO.
Namun demikian, kinerja konstruksi tercatat meningkat terkonfirmasi dari realisasi pengadaan semen yang meningkat dan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan terutama beberapa proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ditargetkan fungsional sebelum upacara 17 Agustus 2024.
Selanjutnya, perekonomian Sulawesi, Ambon, dan Papua (Sulampua) triwulan II-2024 naik 6,74 persen (yoy), melambat dari triwulan I sebesar 7,97 persen (yoy).
Di sisi permintaan, perlambatan bersumber dari seluruh komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan net ekspor.
Kondisi tersebut didorong beberapa faktor, antara lain terbatasnya permintaan masyarakat dan berakhirnya masa penyaluran bantuan sosial, normalisasi belanja pemerintah pascapemilihan presiden (Pilpres), penyelesaian proyek PSN, serta kendala rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga.
Baca juga: Tiga proyek kelistrikan di NTB dukung pembangunan ekonomi
Baca juga: OJK: Penyaluran kredit perbankan di Bali capai Rp100,32 triliun
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: