BMW: Produk favorit "aman" dari PPnBM
3 April 2014 14:40 WIB
Pekerja mengerjakan proses perakitan BMW seri3 di pabrik PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara pada foto tahun 2013.(arsip/ANTARA/Fanny Octavianus )
Jakarta (ANTARA News) - BMW Group Indonesia menyebutkan bahwa beberapa produk yang menjadi favorit di Indonesia tidak termasuk dalam peraturan pajak penjualan barang mewah (PPnBM).
"Produk favorit di Indonesia masih aman dari PPnBM," kata Corporate Communication Departement BMW Group, Jodie O'Tania di Jakarta, Kamis.
Jodie menyebutkan bahwa varian yang menjadi favorit di Indonesia yakni seri 3 dan seri 5, menggunakan mesin berkapasitas di bawah 3.000 cc.
"Yang kemungkinan kena itu adalah BMW M dan beberapa di seri 7," katanya.
Pihaknya belum menerima secara resmi mengenai peraturan serta petunjuk pelaksanaan peraturan soal kenaikan pajak mobil dengan kapasitas mesin 3.000 cc untuk bensin dan 2.500 cc untuk diesel.
"Selama ini kami juga dengarnya dari selentingan. Belum secara resmi soal petunjuknya," katanya.
Meski begitu, dia sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi kenaikan pajak dari 75 persen menjadi 125 persen tersebut.
"Kami akan tingkatkan pelayanan sehingga nilai yang diterima konsumen tetap seimbang," katanya.
"Produk favorit di Indonesia masih aman dari PPnBM," kata Corporate Communication Departement BMW Group, Jodie O'Tania di Jakarta, Kamis.
Jodie menyebutkan bahwa varian yang menjadi favorit di Indonesia yakni seri 3 dan seri 5, menggunakan mesin berkapasitas di bawah 3.000 cc.
"Yang kemungkinan kena itu adalah BMW M dan beberapa di seri 7," katanya.
Pihaknya belum menerima secara resmi mengenai peraturan serta petunjuk pelaksanaan peraturan soal kenaikan pajak mobil dengan kapasitas mesin 3.000 cc untuk bensin dan 2.500 cc untuk diesel.
"Selama ini kami juga dengarnya dari selentingan. Belum secara resmi soal petunjuknya," katanya.
Meski begitu, dia sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi kenaikan pajak dari 75 persen menjadi 125 persen tersebut.
"Kami akan tingkatkan pelayanan sehingga nilai yang diterima konsumen tetap seimbang," katanya.
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: