Honda beberkan alasan penurunan penjualan otomotif di tanah air
20 Agustus 2024 18:46 WIB
Sales and Marketing After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy saat menyambut para awak media yang mengikuti rangkaian uji coba kendaraan elektrik di Karawang, Jawa Barat, Selasa (20/08/2024). (ANTARA/HPM)
Jakarta (ANTARA) - Sales and Marketing After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan terdapat beberapa faktor industri otomotif mengalami gairah yang tidak begitu positif di tahun ini.
“Faktor ekonomi global yang pertama, kemudian ada masa pemilu terus kemudian faktor ekonomi nasional juga dan NPL juga tinggi ya kadang 6 persen,” kata Yusak Billy kepada awak media di Karawang, Jawa Barat, Selasa.
Dengan begitu, perusahaan yang bergerak di jasa pembiayaan memberikan pengetatan terhadap nasabah yang hendak melakukan pembelian kendaraan baru di tahun 2024 ini.
Baca juga: Merek China sumbang 90 persen penjualan kendaraan listrik di Indonesia
Menurutnya, perlu adanya pembahasan lebih lanjut bersama dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam hal pembiayaan, sehingga penjualan kendaraan di Indonesia bisa lebih meningkat.
“Itu yang perlu kita komunikasikan dengan badan pembiayaan, untuk lebih meringankan masyarakat dalam memiliki mobil. Kalau permintaan untuk beli mobil banyak, cuma approval ini diperketat sama mereka,” ujar dia.
Baca juga: Binguo EV topang penjualan kendaraan elektrik Wuling semester I 2024
Melihat data Gaikindo pada semester 1, industri otomotif mengalami penyusutan yang cukup besar sampai dengan 19,5 persen. Semester awal 2024, penjualan otomotif hanya bisa mencapai 408.012 unit dan menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 506.427 unit pada 2023 untuk purnajual.
Sedangkan ritel, industri ini hanya berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 431.987 unit atau turun sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya yang berhasil mencapai 502.533 unit.
Baca juga: Kemenko Marves harap tahun ini penjualan mobil listrik lebih baik lagi
Baca juga: GAIKINDO terima keputusan pemerintah yang enggan beri insentif hybrid
Baca juga: Alasan GIIAS sangat berpengaruh pada industri otomotif RI
“Faktor ekonomi global yang pertama, kemudian ada masa pemilu terus kemudian faktor ekonomi nasional juga dan NPL juga tinggi ya kadang 6 persen,” kata Yusak Billy kepada awak media di Karawang, Jawa Barat, Selasa.
Dengan begitu, perusahaan yang bergerak di jasa pembiayaan memberikan pengetatan terhadap nasabah yang hendak melakukan pembelian kendaraan baru di tahun 2024 ini.
Baca juga: Merek China sumbang 90 persen penjualan kendaraan listrik di Indonesia
Menurutnya, perlu adanya pembahasan lebih lanjut bersama dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam hal pembiayaan, sehingga penjualan kendaraan di Indonesia bisa lebih meningkat.
“Itu yang perlu kita komunikasikan dengan badan pembiayaan, untuk lebih meringankan masyarakat dalam memiliki mobil. Kalau permintaan untuk beli mobil banyak, cuma approval ini diperketat sama mereka,” ujar dia.
Baca juga: Binguo EV topang penjualan kendaraan elektrik Wuling semester I 2024
Melihat data Gaikindo pada semester 1, industri otomotif mengalami penyusutan yang cukup besar sampai dengan 19,5 persen. Semester awal 2024, penjualan otomotif hanya bisa mencapai 408.012 unit dan menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 506.427 unit pada 2023 untuk purnajual.
Sedangkan ritel, industri ini hanya berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 431.987 unit atau turun sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya yang berhasil mencapai 502.533 unit.
Baca juga: Kemenko Marves harap tahun ini penjualan mobil listrik lebih baik lagi
Baca juga: GAIKINDO terima keputusan pemerintah yang enggan beri insentif hybrid
Baca juga: Alasan GIIAS sangat berpengaruh pada industri otomotif RI
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: