"Paradigma kesehatan di Indonesia kini bergeser ke arah promotif dan preventif, dan ini menjadi sangat penting untuk didukung oleh anggaran kesehatan yang memadai," ujar Melki, sapaan akrab Emanuel Melkiades Laka Lena dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertema "Membedah Pidato Presiden di Bidang Kesehatan yang Kian Membaik" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Adapun yang dimaksud upaya promotif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan, seperti penyuluhan.
Baca juga: Kemenkes fokuskan program untuk menyehatkan, tak sekadar menyembuhkan
Baca juga: Kemenkes: WhatsApp untuk notifikasi skrining PTM guna upaya promotif
"Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp197,8 triliun atau 5,5 persen dari belanja negara. Anggaran tersebut ditujukan untuk peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan, percepatan penurunan stunting dan penyakit menular seperti TBC serta penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis," kata dia dalam kesempatan tersebut.
Selain menyoroti pentingnya upaya preventif dan promotif, Melki juga menyinggung mengenai program transformasi kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, yang menekankan pada penguatan pelayanan kesehatan di tingkat paling dasar, seperti posyandu dan puskesmas.
Menurut dia, program tersebut merupakan kunci dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia, khususnya di daerah terpencil. Selanjutnya, Melki juga menyinggung masalah penanganan penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
Baca juga: Kemenkes-GHS bekerja sama tingkatkan upaya promotif kesehatan
Baca juga: Menkes: Upaya promotif kesehatan penting guna ciptakan Indonesia Emas
Baca juga: Menkes: Pelayanan kesehatan primer perlu fokuskan upaya-upaya promotif