Kecamatan Sawah Besar .
Menu PMT tersebut disesuaikan dengan usia anak agar bisa terserap maksimal untuk tumbuh kembang tubuh dan otak anak.
Baca juga: Pemkot Jakpus bentuk Tim Audit Penanganan Stunting 2024
"Komitmen kita bersama membangun generasi emas 2045. Karena itu, dari saat ini penanganannya harus tepat," kata Dhany.
Anggaran program intervensi stunting, kata Dhany, sudah melekat di Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Pusat. Sedangkan implementasinya melalui Puskesmas masing-masing di setiap kecamatan.
Selain intervensi spesifik, Dhany juga mengungkap pentingnya intervensi sensitif. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat menekankan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik serta pola asuh orang tua ke anak yang tepat.
Baca juga: 10 kelurahan di Jakarta Pusat masuk prioritas penanganan stunting
Kepala Suku Dinas Jakarta Pusat Rismasari mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih terus mengupayakan penanganan stunting di Jakarta Pusat agar jumlahnya menurun. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengadakan program PMT di Kecamatan Sawah Besar.
Komposinya, selama enam hari mereka akan disuguhkan PMT berbentuk kudapan dan satu hari makanan lengkap.
Baca juga: Angka stunting di Jakpus ditarget di bawah tiga persen
Berdasarkan hasil intervensi serentak stunting yang dilakukan pada Juli 2024, data balita stunting yang telah tervalidasi oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat untuk wilayah Jakarta Pusat sebanyak 1.080 balita.
Rinciannya, Kecamatan Tanah Abang sebanyak 213 balita yang tersebar di Kelurahan Bendungan Hilir 48 kasus, Kebon Kacang (33), Kampung Bali (30), Petamburan (37), Karet Tengsin (13), Kebon Melati (48) dan Gelora (4).
Lalu, Kecamatan Sawah Besar sebanyak 160 balita yang tersebar di Kelurahan Karang Anyar (46), Mangga Dua Selatan (55), Kartini (27), Pasar Baru (15) dan Gunung Sahari Utara (17).
Kemudian Kecamatan Johar Baru sebanyak 135 balita yang tersebar di Kelurahan Tanah Tinggi 43 kasus, Johar Baru (13), Galur (49), dan Kampung Rawa (30).