Rupiah meningkat karena data aktivitas ekonomi AS yang lemah
20 Agustus 2024 09:18 WIB
Personel Brimob bersiaga saat Kick Off Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2024 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (19/3/2024). Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp23,2 triliun yang meningkat 4,04% dibandingkan realisasi tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp22,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2024. ANTARA FOTO/Didik Suhartono.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa diperkirakan meningkat karena data aktivitas ekonomi Amerika Serikat (AS) ke depan yang lemah.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah naik 56 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.494 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.550 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS yang melanjutkan perlemahan setelah data aktivitas ekonomi ke depan leading index yang sangat lemah," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
CB Leading Index AS secara month on month (mom) pada Juli 2024 tercatat sebesar -0,6 persen, lebih lemah dibandingkan perkiraan -0,3 persen dan lebih rendah dibandingkan Juni 2024 sebesar -0,2 persen.
Dolar AS juga masih dalam tekanan oleh antisipasi investor pada pidato Ketua bank sentral AS Jerome Powell pekan ini yang diharapkan akan memberikan pernyataan dovish terkait arah kebijakan suku bunga acuannya.
Saat ini peluang penurunan suku bunga AS pada September 2024 masih sebesar 25 basis poin (bps), investor akan kembali menghitung kemungkinan setelah pidato Powell.
Lukman memprediksi nilai tukar rupiah berada di rentang Rp15.500 per dolar AS sampai dengan Rp15.600 per dolar AS.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah naik 56 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.494 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.550 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS yang melanjutkan perlemahan setelah data aktivitas ekonomi ke depan leading index yang sangat lemah," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
CB Leading Index AS secara month on month (mom) pada Juli 2024 tercatat sebesar -0,6 persen, lebih lemah dibandingkan perkiraan -0,3 persen dan lebih rendah dibandingkan Juni 2024 sebesar -0,2 persen.
Dolar AS juga masih dalam tekanan oleh antisipasi investor pada pidato Ketua bank sentral AS Jerome Powell pekan ini yang diharapkan akan memberikan pernyataan dovish terkait arah kebijakan suku bunga acuannya.
Saat ini peluang penurunan suku bunga AS pada September 2024 masih sebesar 25 basis poin (bps), investor akan kembali menghitung kemungkinan setelah pidato Powell.
Lukman memprediksi nilai tukar rupiah berada di rentang Rp15.500 per dolar AS sampai dengan Rp15.600 per dolar AS.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: