PBB: Somalia masih jadi salah satu krisis kemanusiaan serius di dunia
19 Agustus 2024 22:13 WIB
Arsip - Tiga pengungsi warga negara asing (WNA) berbincang di depan Kantor UNCHR, kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (1/7/2024). Pengungsi yang sebagian berasal dari Somalia, Sudan, Irak, Iran, Rohingya dan Afghanistan yang menunggu keputusan status pengungsi atau refugee tersebut mendirikan tenda di depan Kantor United Nations High Commissioner For Refugees (UNCHR) yang dapat mengganggu estetika Kota Jakarta. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Mogadishu (ANTARA) - Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) mengatakan Somalia masih menjadi salah satu krisis kemanusiaan paling serius di dunia dengan jutaan orang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan
Pernyataan OCHA yang bertepatan dengan Hari Kemanusiaan Sedunia pada Senin, mencatat bahwa penderitaan tersebut disebabkan oleh guncangan iklim yang berulang dan semakin parah, konflik yang berlarut-larut, wabah penyakit, serta guncangan ekonomi di negara Tanduk Afrika tersebut.
“Tema Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini, #ActForHumanity, mendesak dunia untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam melindungi warga sipil dan kemanusiaan, terutama di zona konflik,” kata koordinator Tetap PBB dan Koordinator Kemanusiaan untuk Somalia, George Conway, dalam sebuah pernyataan pada Senin.
OCHA mencatat bahwa setidaknya terdapat 124 insiden yang memengaruhi akses kemanusiaan, termasuk 12 pekerja bantuan yang terluka dalam proses pengiriman bantuan dan 13 insiden penyerangan fisik, pelecehan, serta intimidasi yang tercatat di Somalia pada 2024.
Pada 2023, secara global, sebanyak 280 pekerja bantuan tewas di 33 negara, termasuk empat di Somalia, menjadikan 2023 sebagai tahun paling mematikan yang pernah tercatat bagi komunitas kemanusiaan global sejauh ini.
Meskipun terdapat perbaikan, diperkirakan 4 juta orang menghadapi kerawanan pangan dan 1,7 juta anak menghadapi kekurangan gizi akut di Somalia, termasuk 430.000 orang yang kemungkinan akan mengalami kekurangan gizi yang sangat parah pada 2024.
Sumber : Anadolu
Baca juga: PBB: konflik antar suku sebabkan 150.000 orang mengungsi di Somalia
Baca juga: Korban tewas akibat bom bunuh diri di pantai Somalia bertambah jadi 37
Baca juga: Uni Afrika dan pemimpin regional kutuk serangan bom di Somalia
Pernyataan OCHA yang bertepatan dengan Hari Kemanusiaan Sedunia pada Senin, mencatat bahwa penderitaan tersebut disebabkan oleh guncangan iklim yang berulang dan semakin parah, konflik yang berlarut-larut, wabah penyakit, serta guncangan ekonomi di negara Tanduk Afrika tersebut.
“Tema Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini, #ActForHumanity, mendesak dunia untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam melindungi warga sipil dan kemanusiaan, terutama di zona konflik,” kata koordinator Tetap PBB dan Koordinator Kemanusiaan untuk Somalia, George Conway, dalam sebuah pernyataan pada Senin.
OCHA mencatat bahwa setidaknya terdapat 124 insiden yang memengaruhi akses kemanusiaan, termasuk 12 pekerja bantuan yang terluka dalam proses pengiriman bantuan dan 13 insiden penyerangan fisik, pelecehan, serta intimidasi yang tercatat di Somalia pada 2024.
Pada 2023, secara global, sebanyak 280 pekerja bantuan tewas di 33 negara, termasuk empat di Somalia, menjadikan 2023 sebagai tahun paling mematikan yang pernah tercatat bagi komunitas kemanusiaan global sejauh ini.
Meskipun terdapat perbaikan, diperkirakan 4 juta orang menghadapi kerawanan pangan dan 1,7 juta anak menghadapi kekurangan gizi akut di Somalia, termasuk 430.000 orang yang kemungkinan akan mengalami kekurangan gizi yang sangat parah pada 2024.
Sumber : Anadolu
Baca juga: PBB: konflik antar suku sebabkan 150.000 orang mengungsi di Somalia
Baca juga: Korban tewas akibat bom bunuh diri di pantai Somalia bertambah jadi 37
Baca juga: Uni Afrika dan pemimpin regional kutuk serangan bom di Somalia
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: