Sidoarjo (ANTARA News) - Sedikitnya sembilan pabrik rokok kecil di Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin dan Kelurahan Siring serta Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Rabu menuntut relokasi ke PT Lapindo Brantas. Tuntutan relokasi itu disampaikan sebagai kompensasi agar mereka bisa pindah ke lokasi yang layak dan aman dari gangguan luapan lumpur panas. Kesembilan pabrik rokok itu mengaku sejak empat bulan belakangan ini, pabrik mereka yang berdiri di sekitar tanggul lumpur mengalami kerugian drastis. Bahkan, bayak diantara perusahaan rokok ini, tidak lagi mampu berproduksi, karena belum ditemukan lokasi pengganti. Manager Pabrik Rokok Gunung Gangsir Kretek, Arif Darmawan, mengemukakan akibat lokasi usaha miliknya terkena genangan lumpur selama empat bulan belakangan ini, produksi rokoknya menjadi macet total. "Setiap bulannya, PT Graha Niaga yang memproduksi rokok Gunung Gangsir di Kelurahan Siring, ini mengalami kerugian mencapai Rp200 juta lebih. Bahkan sekitar 50 karyawan kami mulai tidak nyaman melakukan pekerjaan," tuturnya. Ia melanjutkan, perasaan was-was selalu saja muncul di kalangan karyawan karena luberan lumpur terus mengancam dan mematikan usaha mereka. Bila kondisi produksi dari sembilan pabrik rokok itu seperti itu terus, tidak menutup kemungkinan pabrik rokok tersebut bangkrut. Bahkan, sekitar 450 karyawan atau buruh yang selama ini menggantungkan hidup di usaha rokok ini bakal terkena imbasnya. "Karena ancaman luberan lumpur tersebut, kosentrasi kerja tidak bisa dilakukan normal. Ancaman banjir lumpur, membuat usaha rokok bersekala kecil ini, mengalami penurunan hingga 90 persen," tegas Arif.(*)