Medan (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) H Gatot Pujo Nugroho mengakui dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membahas krisis listrik di provinsi itu.

"Yah saya menerima surat dari Sekretaris Kabinet Pak Dipo Alam untuk rapat terbatas soal krisis listrik di Sumut, di Jakarta, Rabu (2/4)," katanya di Medan, Selasa malam.

Surat tertanggal 31 Maret 2014 itu juga menyebutkan selain krisis listrik di Sumut, ada pembahasan menyangkut Bandara Ahmad Yani, Semarang dan Lapindo.

Dia mengatakan itu menjawab pertanyaan wartawan usai menerima kunjungan General Manager China Southern Airlines Li Cheng Qiang dan Ketua Asita Sumut Solahuddin Nasution untuk membicarakan rencana pembukaan penerbangan Guangzhou-Sumut.

Menurut Gubernur, panggilan itu menunjukkan keseriusan dan perhatian besar Presiden atas keluhan Pemerintah Provinsi dan masyarakat Sumut soal krisis listrik yang sudah berlangsung lama.

Gatot mengakui, pernah menyurati Presiden dan berbicara langsung ke Presiden melaporkan kondisi kelistrikan yang semakin parah.

"Saya akan paparkan semua permasalahan kelistrikan yang cukup parah di Sumut sehingga harus ada solusi dan bantuan Pemerintah Pusat termasuk membantu percepatan pembangunan sejumlah pembangkit listrik,"katanya.

Gatot juga mengakui akan ikut membicarakan krisis gas menyusul dialihkannya gas terapung dari Belawan ke Lampung.

Kalau dahulu gas terapung itu tidak dipindahkan, krisis gas dan listrik bisa diatasi sejalan.

Berdasarkan data, kekurangan pasokan listrik di Sumut paling rendah sekitar 435 MW.

Kebutuhan listrik di Sumut sekitar 1.685 MW, sementara suplainya hanya sekitar 1.250 MW .

Dampak kekurangan itu membuat "byarpet terus terjadi dan Pemerintah Provinsi terus mendapat hujatan dari masyarakat.

Pengurus Kadin Sumut, Johan Brien sangat senang mendengar masalah krisis listrik itu sudah mendapat perhatian serius Presiden.

"Semoga ada solusinya langsung karena krisis listrik yang berbarengan dengan krkurangan gas sudah membuat pengusaha dan masyarakat kesulitan,"katanya.

Daya saing Sumut sebagai tempat investasi dan harga jual berbagai produk juga menurun.(*)