Bukittinggi (ANTARA) - Sungai Ngarai Sianok yang melintasi dua daerah Bukittinggi dan Agam, Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengalami banjir bandang tanpa disertai hujan sebelumnya pada Senin dan peristiwa yang sama juga pernah terjadi pada awal Juni 2024.



"Luapan kali ini terjadi karena adanya genangan air di bagian hulu yang alirannya terhambat karena reruntuhan tebing Ngarai Sianok dan kemudian jebol secara alami," kata Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Ikhwan Pratama, di Bukittinggi, Senin.



Ia mengatakan genangan air membentuk embung baru dengan panjang mencapai 250 meter dan berkedalaman lima meter.

Baca juga: Gubernur: Luapan Ngarai Sianok akibat penumpukan sedimen


"Lokasi genangan persisnya berada di titik perbatasan Desa Guguak Tabek Sarojo dengan Desa Koto Gadang," katanya.



Menurutnya, sekitar pukul 14.30 WIB reruntuhan tanah tebing ngarai itu akhirnya jebol sehingga debit air di sepanjang hilir Ngarai Sianok membesar. Arus yang datang itu, lanjutnya, membawa material bebatuan dan kayu serta memiliki warna air coklat keruh.



Puluhan warga tampak ramai mendatangi lokasi yang menjadi perbatasan langsung antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi.

Baca juga: Dandim Agam minta warga Ngarai Sianok Bukittinggi mengungsi sementara


Beruntung, kata dia, pemerintah di dua daerah itu telah mengantisipasi kejadian ini dengan melakukan pensterilan area dan pemukiman warga.



Ia menyebutkan tidak ada korban jiwa, namun beberapa rumah warga yang berada di pinggiran sungai tetap terkena imbas dengan masuknya air ke dalam rumah mereka.



"Kami langsung melakukan pendataan untuk bantuan yang diperlukan. Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini," kata Kepala Dinas Sosial Bukittinggi Syanji.

Baca juga: Tim SAR gabungan evakuasi jasad remaja dari dasar jurang Ngarai Sianok