KLHK pastikan penanganan kebakaran hutan tahun ini berjalan baik
19 Agustus 2024 15:27 WIB
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono (tengah) ketika ditemui media usai acara di Jakarta, Senin (19/8/2024) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memastikan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejauh ini dilakukan dengan baik disertai koordinasi antar-pemangku kepentingan untuk menanganinya.
Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono di Jakarta, Senin, menyampaikan pemerintah telah belajar banyak dari pengalaman penanganan karhutla pada tahun-tahun sebelumnya untuk menekan jumlah lahan yang terbakar.
"Tahun ini Insya Allah aman dan antisipasi memang musim ini terjadi perubahan dan jangan lengah," kata Sekjen KLHK Bambang ditemui media usai acara Temu Alumni Nasional Ikatan Kekeluargaan Alumni Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional LAN RI di Kantor KLHK.
Baca juga: Menteri LHK sebut faktor penyebab karhutla berkurang
Dia menjelaskan penanganan karhutla tidak lagi melihat periode bulan, mengingat telah terjadi pergeseran musim kemarau dan penghujan di Tanah Air.
Penanganan karhutla tahun ini juga mempertimbangkan periode musim yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang memprakirakan puncak musim kemarau pada sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024 meski beberapa daerah masih mengalami hujan.
Selain itu, lanjut Bambang, penanganan karhutla juga mempertimbangkan fenomena cuaca yang berpotensi terjadi di Indonesia, termasuk El Nino dan La Nina. BMKG memprediksi fenomena La Nina akan mulai berdampak di Indonesia pada Agustus 2024, ditandai dengan peningkatan curah hujan.
Baca juga: Cegah karhutla, pemerintah intensifkan pembasahan gambut mulai Maret
Dia juga memastikan terus dilakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan pencegahan. KLHK bersama kementerian dan lembaga lain bersama pemerintah daerah (pemda) terus bekerja untuk melakukan penanganan dalam bentuk pencegahan, pemadaman, dan pemulihan lingkungan.
"Yang paling penting di tingkat tapaknya, operasional di lapangan yang harus bisa melaporkan secara terus menerus berada di mana hotstop dan firespot," jelasnya.
Menurut data sistem pemantauan karhutla SiPongi KLHLK, pada 2024 terdapat lahan seluas 105.539 hektare yang terbakar. Sementara itu pada 2023 tercatat 1,16 juta hektare terbakar.
Baca juga: Barisan relawan dikerahkan untuk antisipasi karhutla di Bangka Barat
Baca juga: BNPB: Operasi karhutla di enam provinsi berlaku aktif sampai November
Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono di Jakarta, Senin, menyampaikan pemerintah telah belajar banyak dari pengalaman penanganan karhutla pada tahun-tahun sebelumnya untuk menekan jumlah lahan yang terbakar.
"Tahun ini Insya Allah aman dan antisipasi memang musim ini terjadi perubahan dan jangan lengah," kata Sekjen KLHK Bambang ditemui media usai acara Temu Alumni Nasional Ikatan Kekeluargaan Alumni Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional LAN RI di Kantor KLHK.
Baca juga: Menteri LHK sebut faktor penyebab karhutla berkurang
Dia menjelaskan penanganan karhutla tidak lagi melihat periode bulan, mengingat telah terjadi pergeseran musim kemarau dan penghujan di Tanah Air.
Penanganan karhutla tahun ini juga mempertimbangkan periode musim yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang memprakirakan puncak musim kemarau pada sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024 meski beberapa daerah masih mengalami hujan.
Selain itu, lanjut Bambang, penanganan karhutla juga mempertimbangkan fenomena cuaca yang berpotensi terjadi di Indonesia, termasuk El Nino dan La Nina. BMKG memprediksi fenomena La Nina akan mulai berdampak di Indonesia pada Agustus 2024, ditandai dengan peningkatan curah hujan.
Baca juga: Cegah karhutla, pemerintah intensifkan pembasahan gambut mulai Maret
Dia juga memastikan terus dilakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan pencegahan. KLHK bersama kementerian dan lembaga lain bersama pemerintah daerah (pemda) terus bekerja untuk melakukan penanganan dalam bentuk pencegahan, pemadaman, dan pemulihan lingkungan.
"Yang paling penting di tingkat tapaknya, operasional di lapangan yang harus bisa melaporkan secara terus menerus berada di mana hotstop dan firespot," jelasnya.
Menurut data sistem pemantauan karhutla SiPongi KLHLK, pada 2024 terdapat lahan seluas 105.539 hektare yang terbakar. Sementara itu pada 2023 tercatat 1,16 juta hektare terbakar.
Baca juga: Barisan relawan dikerahkan untuk antisipasi karhutla di Bangka Barat
Baca juga: BNPB: Operasi karhutla di enam provinsi berlaku aktif sampai November
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: