Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan bahwa mengemban tugas sebagai presiden bukan tugas mudah karena banyak sekali persoalan di negeri ini dituntut untuk diselesaikan.

"Sebetulnya jadi presiden di publik ini tidak gampang, tapi kenapa banyak yang berminat," kata Dahlan Iskan saat menyampaikan ceramah kebangsaan pada peluncuran buku biografi tentangnya berjudul "The Next One" di Jakarta, Senin (31/3) malam.

Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ini menjelaskan, Indonesia mengahadapi persoalan sangat besar terhadap masyarakat kelas menengah dan masyarakat miskin di negeri ini.

Persoalan yang paling banyak mendapat perhatian masyarakat untuk segera diatasi adalah persoalan infrastruktur, pangan, dan sebagainya.

Untuk mengatasi infrastruktur , menurut Dahlan, tidak mudah karena banyaknya daerah di Indonesia, sementara anggarannya terbatas, prosedur birokrasi yanjg tidak efisien, serta pertentangan antarpihak.

"Masyarakat kelas menengah yang sudah menikmati fasilitas ini tidak mau lagi miskin, sehingga mereka banyak melakukan tuntutan, baik secara langsung, melalui media massa, maupun melalui media sosial," kata Dahlan yang sering memperhatikan kritikan melalui twitter.

Guna mengatasi tuntutan masyarakat kelas menengah dan masyarakat miskin, kata Dahlan, tidak bisa diakomodasi seluruhnya sekaligus tapi perlu dibuat skala prioritas karena terbatasnya anggaran.

Ia mencontohkan untuk masyarakat untuk membangun infrastruktur jalan kereta di lokasi yang berbukut tentu akan menghabiskan anggaran sangat banyak.

Di sisi lain, kata dia, tuntutan untuk membangun infrastruktur di Indonesia bagian timur juga perlu diperhatian, sehingga perlu adanya skala prioritas.

"Tuntutan masyarakat kelas menengah dan masyarakat miskin, perlu dipilah-pilah karena penyelesaiannya berbeda," katanya.

Dahlan menegaskan, ketika dirinya dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi direktur utama PT PLN, ia banyak belajar bagaimana mengelola energi di Indponesia dfari hulu sampai ke hilir.

Selama dua tahun menjadi direktur utama PT PLN, saya manfaatkan untuk memimpiin sekaligus belajar banyak soal pengelolaan energi sekaligus persoalan di masyarakat.

"Ini menjadi bekal pengalaman saya," katanya.