Rusia prihatini ketegangan baru di semenanjung Korea
31 Maret 2014 23:53 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kedua kiri) bersama Dennis Rodman menyaksikan pertandingan basket antara mantan pemain NBA AS dengan pemain Korea Utara dari tim Hwaebul di Stadion Tertutup Pyongyang, Korea Utara, dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) di Pyongyang, Kamis (9/1). (REUTERS/KCNA)
Moskow (ANTARA News) - Rusia pada Senin menyuarakan keprihatinan atas peningkatan ketegangan di semenanjung Korea sesudah Korea Utara dan Selatan baku tembak senjata berat.
"Kami khawatir tentang kesinambungan saling beretorika, termasuk pernyataan Korea Utara dapat melakukan uji nuklir lagi," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri mendesak pengendalian diri dan mengecam Amerika Serikat atas pelatihan tentara dengan Korea Selatan, yang disebutnya memperparah keadaan, lapor Reuters.
Korea Utara menembakkan lebih dari 100 peluru senjata berat ke perairan Korea Selatan sebagai bagian dari pelatihan pada Senin, yang mendorong Selatan balas menembak, kata pejabat di Seoul, tapi pelatihan itu tampak lebih berupa pameran kekuatan daripada awal ketegangan tentara.
Korea Utara menyatakan niatnya melakukan pelatihan dalam menanggapi kecaman Perserikatan Bangsa-Bangsa atas peluncuran peluru kandalinya pada pekan lalu dan terhadap yang dikatakannya ancaman pelatihan tentara di Selatan oleh pasukan Amerika Serikat.
Korea Utara pada akhir pekan lalu juga menuduh Selatan berlaku bagai gangster dengan menculik salah satu kapal nelayannya dan mengancam membalas. Selatan menyatakan mengirimkan kapal itu kembali setelah hanyut di perairannya.
Lebih dari 100 dari 500 atau lebih peluru Korea Utara, yang ditembakkan, jatuh di perairan Korea Selatan, yang mendorong pelaut Selatan balas menembakkan lebih dari 300 peluru di perairan Utara, kata pejabat pertahanan di Seoul.
Seoul juga mengerahkan pesawat tempur F-15 di perbatasan laut wilayahnya, kata mereka.
Tiongkok menyerukan ketenangan dan pengendalian diri di semenanjung Korea sesudah Korea Utara menembakkan senjata berat dalam pelatihan tentara di dekat perbatasan laut sengketa dengan Selatan pada Senin, yang memicu pembalasan oleh Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengemukakan pernyataan tersebut dalam jumpa pers harian.
Korea Utara pada Senin mengumumkan melakukan pelatihan dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut bersengketa dengan Korea Selatan, kata kementerian pertahanan Seoul.
"Korea Utara memberitahu kami bahwa mereka akan menggelar pelatihan tentara dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut Kuning pada hari ini," kata juru bicara kementerian itu kepada AFP.
Penerjemah: Boyke Soekapdjo
"Kami khawatir tentang kesinambungan saling beretorika, termasuk pernyataan Korea Utara dapat melakukan uji nuklir lagi," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri mendesak pengendalian diri dan mengecam Amerika Serikat atas pelatihan tentara dengan Korea Selatan, yang disebutnya memperparah keadaan, lapor Reuters.
Korea Utara menembakkan lebih dari 100 peluru senjata berat ke perairan Korea Selatan sebagai bagian dari pelatihan pada Senin, yang mendorong Selatan balas menembak, kata pejabat di Seoul, tapi pelatihan itu tampak lebih berupa pameran kekuatan daripada awal ketegangan tentara.
Korea Utara menyatakan niatnya melakukan pelatihan dalam menanggapi kecaman Perserikatan Bangsa-Bangsa atas peluncuran peluru kandalinya pada pekan lalu dan terhadap yang dikatakannya ancaman pelatihan tentara di Selatan oleh pasukan Amerika Serikat.
Korea Utara pada akhir pekan lalu juga menuduh Selatan berlaku bagai gangster dengan menculik salah satu kapal nelayannya dan mengancam membalas. Selatan menyatakan mengirimkan kapal itu kembali setelah hanyut di perairannya.
Lebih dari 100 dari 500 atau lebih peluru Korea Utara, yang ditembakkan, jatuh di perairan Korea Selatan, yang mendorong pelaut Selatan balas menembakkan lebih dari 300 peluru di perairan Utara, kata pejabat pertahanan di Seoul.
Seoul juga mengerahkan pesawat tempur F-15 di perbatasan laut wilayahnya, kata mereka.
Tiongkok menyerukan ketenangan dan pengendalian diri di semenanjung Korea sesudah Korea Utara menembakkan senjata berat dalam pelatihan tentara di dekat perbatasan laut sengketa dengan Selatan pada Senin, yang memicu pembalasan oleh Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengemukakan pernyataan tersebut dalam jumpa pers harian.
Korea Utara pada Senin mengumumkan melakukan pelatihan dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut bersengketa dengan Korea Selatan, kata kementerian pertahanan Seoul.
"Korea Utara memberitahu kami bahwa mereka akan menggelar pelatihan tentara dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut Kuning pada hari ini," kata juru bicara kementerian itu kepada AFP.
Penerjemah: Boyke Soekapdjo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: