Konsulat Jenderal Guangzhou rayakan HUT RI di tengah guyuran hujan
18 Agustus 2024 20:53 WIB
Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ben Perkasa Drajat (berjas hitam) bersama istri Wiwik Harwita Drajat (kebaya putih) dan Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Faisal Ali Hasyim (berpakaian batik) dan perwakilan peserta upacara berfoto seusai upacara bendera peringatan hari kemerdekaan ke-79 RI di KJRI Guangzhou, China pada Sabtu (17/8). (ANTARA/HO-KJRI Guangzhou)
Beijing (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (RI) di Guangzhou, China menyelenggarakan upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI bersama warga negara Indonesia di tengah guyuran hujan.
"Momentum perayaan HUT RI menjadi refleksi bagi kita semua, khususnya generasi muda untuk menghargai kemerdekaan, serta mengisi dengan hal-hal produktif guna mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ben Perkasa Drajat saat upacara di tengah hujan seperti keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Beijing, China pada Minggu.
Saat upacara Konsul Ben Perkasa Drajat mengenakan baju daerah Teluk Balanga provinsi Bangka Belitung berupa jas beskap hitam dan celana hitam dengan sarung dominan warna kuning, dan peci hitam.
Sedangkan upacara bendera dihadiri oleh sekitar 200 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berpakaian daerah maupun batik, termasuk delegasi Kementerian Agama yang dipimpin Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal Ali Hasyim karena sedang melakukan kunjungan dinas.
Selain itu hadir juga kelompok "guiqiao" yaitu mereka yang lahir atau tinggal di Indonesia kemudian pindah ke China pada periode 1950-1960 dan kini telah menjadi warga negara China setelah tinggal di beberapa kota di sekitar Guangzhou.
Sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di beberapa universitas di Guangzhou menjadi petugas upacara.
Setelah pelaksanaan upacara dilakukan pemotongan tumpeng yang diserahkan kepada peserta upacara dengan pakaian nasional terbaik yaitu berpakaian adat Dayak, peserta usia termuda, wakil petugas upacara dan Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI.
Acara dilanjutkan dengan perlombaan-perlombaan rakyat khas 17 Agustus yang juga di menjadi ajang promosi budaya Indonesia bagi masyarakat China karena bekerja sama dengan stasiun televisi setempat untuk pengenalan budaya Indonesia.
Lomba-lomba yang dilakukan adalah tarik tambang, makan kerupuk, balap karung, balap kelereng, joget balon dan tari Poco-Poco. Sedangkan sebelum 17 Agustus juga telah dilaksanakan pertandingan badminton dan tenis meja.
"Saya ingin merasakan kemeriahan perayaan 17 Agustus di luar negeri", kata Nurul, WNI asal Jakarta yang sedang berkunjung ke Guangzhou.
Acara ditutup dengan penarikan hadiah "lucky draw" dengan hadiah utama tiket pesawat ke Indonesia.
"Momentum perayaan HUT RI menjadi refleksi bagi kita semua, khususnya generasi muda untuk menghargai kemerdekaan, serta mengisi dengan hal-hal produktif guna mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ben Perkasa Drajat saat upacara di tengah hujan seperti keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Beijing, China pada Minggu.
Saat upacara Konsul Ben Perkasa Drajat mengenakan baju daerah Teluk Balanga provinsi Bangka Belitung berupa jas beskap hitam dan celana hitam dengan sarung dominan warna kuning, dan peci hitam.
Sedangkan upacara bendera dihadiri oleh sekitar 200 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berpakaian daerah maupun batik, termasuk delegasi Kementerian Agama yang dipimpin Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal Ali Hasyim karena sedang melakukan kunjungan dinas.
Selain itu hadir juga kelompok "guiqiao" yaitu mereka yang lahir atau tinggal di Indonesia kemudian pindah ke China pada periode 1950-1960 dan kini telah menjadi warga negara China setelah tinggal di beberapa kota di sekitar Guangzhou.
Sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di beberapa universitas di Guangzhou menjadi petugas upacara.
Setelah pelaksanaan upacara dilakukan pemotongan tumpeng yang diserahkan kepada peserta upacara dengan pakaian nasional terbaik yaitu berpakaian adat Dayak, peserta usia termuda, wakil petugas upacara dan Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI.
Acara dilanjutkan dengan perlombaan-perlombaan rakyat khas 17 Agustus yang juga di menjadi ajang promosi budaya Indonesia bagi masyarakat China karena bekerja sama dengan stasiun televisi setempat untuk pengenalan budaya Indonesia.
Lomba-lomba yang dilakukan adalah tarik tambang, makan kerupuk, balap karung, balap kelereng, joget balon dan tari Poco-Poco. Sedangkan sebelum 17 Agustus juga telah dilaksanakan pertandingan badminton dan tenis meja.
"Saya ingin merasakan kemeriahan perayaan 17 Agustus di luar negeri", kata Nurul, WNI asal Jakarta yang sedang berkunjung ke Guangzhou.
Acara ditutup dengan penarikan hadiah "lucky draw" dengan hadiah utama tiket pesawat ke Indonesia.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: