Phnom Penh (ANTARA News) - Partai oposisi utama Partai Nasional Penyelamatan Kamboja (CNRP), Minggu, menggelar kongres rakyat di kantor pusatnya di Phnom Penh, setelah pemerintah menolak izin bagi partai itu untuk menggelar unjuk rasa di Taman Kemerdekaan.

Kongres, yang dipimpin oleh Presiden CNRP Sam Rainsy dan dihadiri oleh sekitar 300 pendukung, bertujuan untuk mendengar rekomendasi dari para pendukung partai tentang kelanjutan sengketa pasca-pemilu.

Sam Rainsy mengumumkan pada Minggu pagi bahwa lokasi untuk kongres diubah menjadi di markas partai untuk menghindari konfrontasi antara pendukung partai dan pasukan keamanan.

Gubernur Phnom Penh Pa Socheatvong, Jumat, mengatakan bahwa Balaikota tidak mengizinkan CNRP menggelar unjuk rasa di taman.

Barikade-barikade baja dipasang untuk memblokir jalan-jalan di sekitar Taman Kemerdekaan ketika ratusan polisi antihuru-hara, bersenjatakan dengan perisai dan tongkat, dikerahkan di dalam taman.

"Pasukan keamanan telah kami kerahkan untuk menegakkan hukum dan memelihara keamanan masyarakat dan ketertiban umum," kata Juru Bicara Kepolisian Militer Jenderal Kheng Tito.

Partai berkuasa Partai Rakyat Kamboja (CPP) Perdana Menteri Hun Sen berselisih dengan CNRP Sam Rainsy sejak Juli 2013 berkaitan hasil pemilu yang menunjukkan bahwa CPP memenangkan 68 kursi parlemen dibanding 55 kursi untuk CNRP.

Mengklaim terjadi kecurangan serius, CNRP menolak untuk menerima hasil pemilu, memboikot parlemen dan menggelar banyak protes - beberapa di antaranya berakhir dengan kekerasan-- untuk menuntut pengunduran diri Hun Sen dan menggelar pemilihan kembali.

Hun Sen mengatakan bahwa dia tidak akan mundur ataupun menyerukan dilakukan pemilihan ulang, demikian laporan Xinhua.

(H-AK)