Bandarlampung (ANTARA News) - Bagi Myrilla Andhani SP, praktisi seni membaca tulisan tangan seseorang yang memilih maju menjadi calon anggota DPRD Kota Bandarlampung dari Partai Nasional Demokrat ini, perempuan harus tampil berperan di masyarakat dan perpolitikan, tak cukup hanya mengurus suami dan rumah saja.

"Kaum perempuan yang maju itu seharusnya tak hanya bisa berdandan atau bergosip saja, tapi bisa lebih aktif berperan tak hanya di dalam rumah tapi juga di masyarakat," ujar dia, di Bandarlampung, Minggu.

Menurut dia, kaum perempuan modern itu harus memiliki pergaulan yang lebih luas tapi produktif, sehingga harus berani tampil untuk berperan di tengah masyarakat termasuk mengambil peran aktif dalam dunia politik.

Dia mengakui, tertarik terjun ke politik pada usia muda dan menjadi caleg Partai Nasdem dari Daerah Pemilihan 2 Kota Bandarlampung (Kecamatan Sukarame, Wayhalim, dan Sukabumi) dari Partai Nasdem nomor urut 2, untuk menunjukkan bahwa kaum perempuan itu bisa berbuat banyak untuk masyarakat, daerah dan bangsanya.

Lulusan Agronomi pada Institut Pertanian Bogor (tahun 2000) ini justru mempertanyakan kuota keterwakilan perempuan di lgislatif dan dalam kepengurusan parpol minimal 30 persen.

"Kita sudah lama merdeka, tapi kenapa peran dan keterwakilan perempuan itu dibatasi hanya 30 persen, kalau benar perempuan dan laki-laki memang sederajat kenapa masih seperti itu," ujar perempuan muda yang mengaku kini lebih tertarik mengembangkan bidang grafologi atau ilmu maupun seni membaca tulisan tangan seseorang dan memiliki perusahaan bergerak di dalamnya di Bandung Jawa Barat.

"Saya tertarik menjadi grafolog meskipun lulusan Agronomi di IPB Bogor," ujarnya sembari tersenyum.

Dia berpromosi bahwa dengan menjadi grafolog banyak hal menarik dapat ditemukan, dan banyak hal bisa diperbuatnya untuk membantu orang lain dan masyarakat menjadi lebih baik.

Ia mengemukakan, keterwakilan politik perempuan di parpol maupun legislatif yang masih relatif rendah, berdampak pada keterwakilan kepentingan kaum perempuan kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya.

"Bagaimana bisa mewakili kepentingan kaum perempuan kalau wakil di legislatif yang perempuan hanya sedikit," ujarnya lagi.

Myrilla yang mengaku peduli pada persoalan pendidikan anak usia dini itu, bertekad akan berbuat untuk masyarakat dengan ketertarikan maupun ilmu yang dimilikinya itu.

"Saya harus bisa berbuat banyak untuk masyarakat Bandarlampung jika dipercayai duduk di DPRD kota ini," kata dia lagi.

Sementara itu berkaitan keterwakilan perempuan di Partai Nasdem maupun di legislatif, Dr Ir Siti Nurbaya Bakar MSc menegaskan bahwa dia justru ditugasi partai ini untuk merekrut kandidat terbaik agar aktif mengurus partai serta dicalonkan sebagai anggota legislatif.

"Cukup sulit menemukan kaum perempuan khususnya di Lampung yang memiliki kualitas memadai agar bisa menjadi pengurus Partai Nasdem maupun dicalonkan di legislatif," ujar mantan Sekjen Depdagri itu.

Namun menurut dia, dengan kerja keras dan rajin menyambangi berbagai tempat, Partai Nasdem bisa merekrut hingga mencapai 41 persen perempuan untuk menjadi caleg pada Pemilu 2014 ini.

"Pada 13 daerah pemilihan, perempuan yang menjadi caleg di Partai Nasdem mendapatkan nomor urut satu," ujar dia lagi.

Menurut dia, semestinya untuk perempuan tak cukup hanya kuota minimal 30 persen untuk dicalonkan oleh parpol pada pemilu, tapi bisa minimal 30 persen perempuan yang akhirnya dapat menduduki kursi legislatif agar dapat berperan dengan baik mengurus kepentingan publik secara lebih sensitif dan aspiratif.