Rilis yang diterima di Jakarta, Jumat, program PENA Kemensos berhasil melatih para mantan penerima bansos tersebut untuk berwirausaha sampai sukses dan bisa hidup mandiri, sehingga mereka dapat keluar dari program PENA dan tidak lagi menerima bantuan sosial.
“Total jumlahnya 31.858 orang dan tersebar di seluruh Nusantara, termasuk di daerah 3T (terluar, terdepan dan terpencil),” kata Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Baca juga: Mensos beri kiat sukses berwirausaha bagi penyandang disabilitas
Baca juga: Kemensos gandeng Tata Rupa Nusantara beri pelatihan penerima PENA Muda
Selain itu, berkat bantuan PENA Kemensos, warga berhasil memproduksi sandal hotel yang kemudian dapat dijual ke berbagai hotel dan spa yang mayoritas berada di Bali.
“Produk yang unik biasanya dihasilkan dari Komunitas Adat Terpencil (KAT),” kata Risma.
Ia pun menyebutkan KPM PENA berasal dari berbagai macam latar belakang seperti keluarga prasejahtera, penyandang disabilitas, kelompok rentan/korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), korban bencana, korban penyalahgunaan NAPZA atau ODHA.
Dari berbagai latar belakang tersebut, sebanyak 2.883 KPM telah tergraduasi dari bansos pada periode Juni 2024. Mereka menyatakan mengundurkan diri dari program bansos setelah menjalankan usaha di berbagai bidang seperti kuliner, kerajinan, jasa dan perdagangan, peternakan serta pertanian dan perkebunan.
Pada kesempatan tersebut, Risma juga menyerahkan penghargaan kepada pihak-pihak yang selama ini telah membantu berjalannya program-program di Kementerian Sosial.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Komatsu Indonesia, Hyundai Construction Equipment dan United Equipment Indonesia yang telah memberikan bantuan berupa alat berat untuk menyokong kelancaran program-program Kemensos.
Selain itu, pihaknya juga memberikan penghargaan kepada ikatan alumni Universitas Teknologi Surabaya dan Universitas Indonesia yang telah memberikan apresiasi terhadap karya kreatif disabilitas serta mendukung keberlanjutan program PENA.*