Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan, pada 2025 pihaknya menargetkan Indonesia menduduki posisi pertama sebagai negara eksportir komoditas pertanian.


“Kita memiliki program ambisius dalam 2025 ke depan, bagaimana mengembalikan posisi ekspor komoditas pertanian kembali menduduki posisi puncak di antara negara-negara di dunia,” ujarnya dalam konferensi pers RAPBN 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat.

Ia menargetkan sejumlah produksi komoditas pertanian yang meliputi padi, jagung, kedelai, aneka cabai, bawang merah, tebu, kelapa, kakao, daging sapi, daging kerbau dan ayam mampu terdongkrak.

Untuk komoditas pertanian ia menyebut akan mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa, pompanisasi atau mengaliri lahan tadah hujan, menghadirkan lahan sawah atau cetak sawah serta melakukan modernisasi alat pertanian.

Hal lain yakni penguatan penyuluh pertanian sebagai ujung tombak yang membina dan membimbing para petani serta hilirisasi komoditas pertanian.

Lebih jauh, lewat program cetak sawah, diharapkan bakal berdampak jangka panjang atau 35 tahun ke depan sehingga tujuan besarnya tak lagi swasembada beras, namun menjadi negara pengekspor beras.

“Bagaimana beras menjadi instrumen perdagangan kita dan jadi instrumen diplomasi kita, kita bisa membantu negara-negara yang membutuhkan, yang sedang perang,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, ketahanan pangan menjadi salah satu perhatian Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Ia menyebut aspek ketahanan pangan yang meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian, penguatan sarana pra sarana dan infrastruktur pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih, lumbung pangan, peningkatan akses pembiayaan petani serta penguatan cadangan pangan mendapat anggaran sebesar Rp124,4 triliun.

“Ketahanan pangan menjadi salah satu perhatian dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka, oleh karenanya Rp124,4 triliun di sini selain apa yang sudah dilakukan kementerian terkait juga untuk lumbung pangan, akses pembiayaan petani dan penguatan cadangan pangan nasional,” ujar Menkeu.