Satgas Darat tiga bulan padamkan 20.451 hektare lahan terbakar
28 Maret 2014 21:17 WIB
Hutan Riau Kembali Terbakar. Helikopter Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melakukakan bom air di atas kawasan hutan yang terbakar di Kabupaten Pelalawan, Riau, Rabu (26/3). Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau kembali marak yang mengakibatkan beberapa wilayah di Riau kembali diselimuti kabut asap. (ANTARA FOTO/Taufan Razzak) ()
Pekanbaru (ANTARA News) - Satuan Tugas Darat Penanggulangan Bencana Kabut Asap telah memadamkan 20.451 hektare lahan terbakar sepanjang tiga bulan terakhir, kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif melalui pesan elektronik yang diterima Antara, Jumat.
Syamsul Maarif bertindak sebagai Komandan Satgas Operasi Kebakaran Lahan Riau itu telah memerintahkan satgas darat untuk juga melakukan monitoring titik api dan asap dengan melakukan patroli pada siang dan malam hari.
"Patroli malam dilakukan di Merbau, Perawang, dan Teluk Meranti. Sepatu TNI banyak yang melepuh dan rusak terkena panas titik api. Beberapa pasukan dipindahkan ke lokasi terbakar dengan menggunakan helikopter. Manggala Agni berhasil memadamkan 2.799 hektare lahan terbakar," katanya.
Ia mengatakan, hujan buatan terus dilakukan dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU dan Cassa 212.
Total 86,9 ton garam (NaCl), kata dia, telah ditaburkan ke awan di atas Riau untuk menjatuhkan hujan. "Beberapa kali hujan telah turun di Riau. Perlu hujan lebat dan lama untuk memadamkan titik api hingga tuntas," katanya.
Namun kondisi cuaca yang kering, menurut dia, menyebabkan awan-awan yang terbentuk tidak besar.
Satgas udara mengerahkan delapan helikopter untuk pemadaman dengan "water bombing" (bom air).
"Total 3.030 kali penerbangan helikopter melakukan water bombing dengan menumpahkan 10,8 juta liter air ke titik api," katanya.
Syamsul Maarif mengatakan, pada Mei hingga September mendatang cuaca di Riau akan semakin kering. Potensi bencana asap menurut dia akan makin besar jika pembakaran masih dilakukan.
"Untuk mengantisipasinya, perlu kerja sama semua pihak agar peristiwa kebakaran lahan tidak terjadi saat itu," katanya. (FZR/E005)
Syamsul Maarif bertindak sebagai Komandan Satgas Operasi Kebakaran Lahan Riau itu telah memerintahkan satgas darat untuk juga melakukan monitoring titik api dan asap dengan melakukan patroli pada siang dan malam hari.
"Patroli malam dilakukan di Merbau, Perawang, dan Teluk Meranti. Sepatu TNI banyak yang melepuh dan rusak terkena panas titik api. Beberapa pasukan dipindahkan ke lokasi terbakar dengan menggunakan helikopter. Manggala Agni berhasil memadamkan 2.799 hektare lahan terbakar," katanya.
Ia mengatakan, hujan buatan terus dilakukan dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU dan Cassa 212.
Total 86,9 ton garam (NaCl), kata dia, telah ditaburkan ke awan di atas Riau untuk menjatuhkan hujan. "Beberapa kali hujan telah turun di Riau. Perlu hujan lebat dan lama untuk memadamkan titik api hingga tuntas," katanya.
Namun kondisi cuaca yang kering, menurut dia, menyebabkan awan-awan yang terbentuk tidak besar.
Satgas udara mengerahkan delapan helikopter untuk pemadaman dengan "water bombing" (bom air).
"Total 3.030 kali penerbangan helikopter melakukan water bombing dengan menumpahkan 10,8 juta liter air ke titik api," katanya.
Syamsul Maarif mengatakan, pada Mei hingga September mendatang cuaca di Riau akan semakin kering. Potensi bencana asap menurut dia akan makin besar jika pembakaran masih dilakukan.
"Untuk mengantisipasinya, perlu kerja sama semua pihak agar peristiwa kebakaran lahan tidak terjadi saat itu," katanya. (FZR/E005)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: