Sukabumi (ANTARA News) - Calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widoo (Jokowi) mengaku merasa berat saat ditunjuk menjadi capres.
"Jadi seorang presiden itu tidak gampang. Oleh sebab itu saya tidak menyambutnya dengan suka cita sebab itu tugas yang maha berat, tapi saya meyakini dengan dukungan Bapak Ibu saya yakin bisa berhasil," kata Jokowi di depan ratusan relawan dan simpatisan PDI-P di Sukabumi, Rabu malam.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan rakyat saat ini menginginkan perubahan, oleh sebab itu dirinya lebih memilih mendekati rakyat dengan ketulusan hati daripada melakukan kampanye dengan dana besar.
"Saya enggak bisa kasih apa-apa yang berupa materi karena yang saya punya hanya kemampuan. Mungkin yang lain sudah siap uang triliunan, sudah pasang iklan tiap malam di TV. Kita sampai sekarang belum. Baliho satu pun belum terpasang," katanya.
Namun Jokowi yakin, dengan semangat para relawan dan simpatisan, dirinya pasti bisa memenangi pilpres.
"Jangan bayangkan Jokowi itu gagah. Saya ya begini ini. Apa adanya. Tidak ada uang. Tampang saya ya beginilah, tapi masih lebih ganteng dari Tukul," katanya.
Jokowi mendeklarasikan diri menjadi calon presiden dari PDI-P pada Jumat 14 Maret 2014 di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara.
"Memang saat deklarasi itu sederhana sekali. Saya hanya sendirian tidak didampingi tokoh-tokoh besar. Hanya ada saya dan bendera Merah Putih. Karena saya percaya koalisi kita adalah koalisi rakyat," katanya.
Jokowi juga mengingatkan pentingnya memenangkan pemilu legislatif (pileg) karena jika perolehan suara di parlemen kecil maka potensi lobi-lobi kebijakan selalu ada.
"Percuma kalau jadi presiden tapi di dewan suaranya kecil. Akan berat mengelola negara sebesar ini dengan parlemen kecil," katanya.
Jokowi akui tugas presiden berat
28 Maret 2014 09:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mencium bendera Merah Putih seusai diumumkan sebagai Capres PDIP, di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara (14/3). (ANTARA FOTO/Heru)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: