Dalam kunjungan ke Mapolda Sumut di Medan, Kamis, Kapolri Sutarman mengatakan kekuatan cadangan itu diperlukan agar dapat dikerahkan dalam menghadapi masalah terburuk yang mungkin terjadi.
Dengan keberadaan kekuatan cadangan tersebut, Polda Sumut tidak perlu mengurangi kekuatan yang telah disiapkan dalam Operasi Mantap Praja Toba yang telah memiliki tugas yang ditentukan.
"Saya terbiasa menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi hal terburuk yang mungkin akan terjadi," katanya.
Ia mengatakan seluruh personel yang dikerahkan juga perlu dicek secara rutin terkait dengan integritas dan kemampuannya, terutama dalam memanfaatkan peralatan.
Selain itu, katanya, personel yang dikerahkan harus dapat memaksimalkan alat komunikasi yang ada untuk mengoptimalkan pelayanan dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Ia menjelaskan alat komunikasi tersebut, untuk mempermudah komunikasi antara komando dan pengendalian sehingga institusi kepolisian dapat bergerak cepat dalam menanggapi laporan masyarakat.
"Dengan alat komunikasi yang baik dan personel yang andal, pelayanan terhadap laporan masyarakat dapat cepat dilakukan. Tidak ada manfaat alat komunikasi dibangun jika tidak bisa dihubungi masyarakat," katanya.
Untuk itu, katanya, informasi "call centre" yang dimiliki institusi kepolisian harus dapat disebarluaskan kepada masyarakat untuk mempermudah dalam menghubungi polisi jika menemukan perkembangan yang perlu penanganan.
"Jika polisi dapat menanggapi laporan masyarakat dengan cepat dari call komunikasi kita, itu baru mantap," ujarnya didampingi Kapolda Sumut Irjen Pol Syarief Gunawan.
Dalam kunjungan itu, Kapolri kembali menegaskan perlunya netralitas dalam pemilu dari personel kepolisian yang diberikan kepercayaan mengamankan pesta demokrasi tersebut.
"Saat ini, rakyat sedang pesta demokrasi, mari berikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Setelah tahapan pemilu selesai, lakukan rapat analisa dan evaluasi," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
(I023/M029)