Bulu tangkis
Taufik Hidayat, Liliyana Natsir: Persiapan Olimpiade tidak instan
15 Agustus 2024 21:59 WIB
Para pembicara pada konferensi pers Tim Ad Hoc PP PBSI untuk Olimpiade Paris 2024 di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (15/8/2024). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Dua legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat dan Liliyana Natsir sepakat bahwa persiapan Olimpiade tidak bisa dilakukan dengan singkat dan instan.
“Saya menilai bahwa (persiapan Olimpiade) itu tidak instan. Ini membutuhkan perjalanan panjang, mulai dari membuat timeline jangka pendek, menengah, dan panjang, dengan gol-nya di Olimpiade,” kata Taufik dalam jumpa pers di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Kamis.
“Olahraga tidak bisa instan, kita membutuhkan proses yang panjang. Itu membutuhkan kerja sama biar lebih bagus lagi, saling mendukung untuk Olimpiade berikutnya,” ujar peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu menambahkan.
Sependapat, Liliyana menilai bahwa persiapan dari awal hingga intensif seperti kehadiran tim ad hoc memang sudah harus dimulai tak lama setelah Olimpiade berakhir.
Baca juga: Ad Hoc PBSI nilai persiapan Olimpiade LA 2028 dimulai dari sekarang
“Olimpiade memang spesial, dan terasa lebih berat karena adanya ekspektasi kita sendiri. Kita harus persiapkan lebih lama dan panjang lagi,” kata Liliyana.
“Kita sudah bisa melihat siapa yang bisa di-plot untuk Olimpiade 2028. Saya sebagai mantan atlet, ketika (bulu tangkis) tidak mendapatkan emas (Olimpiade) pasti kecewa, tapi, jangan berlarut-larut dan kita coba lagi,” imbuh peraih medali Olimpiade Rio 2016 tersebut.
Terkait evaluasi di sektor yang masing-masing mereka pantau, baik Taufik maupun Liliyana sepakat bahwa salah satu faktor penting yang harus disoroti adalah ketangguhan dari sisi mental pemain.
“Saya sampaikan ke pemain kalau dari persiapan 1-10, itu 1 sampai 9 sudah kita siapkan semua, mulai dari pelatih hingga nutrisi, dan sebagainya. Sisanya, 10 itu, adalah dari pemainnya sendiri,” kata Taufik.
Baca juga: PBSI bakal evaluasi menyeluruh hasil di Olimpiade Paris
“Atmosfer Olimpiade memang luar biasa. Tegang itu wajar karena buat Rinov (Rivaldy)/Pitha (Haningtyas Mentari), ini Olimpiade pertama mereka dan harus dihadapi. Hasilnya tidak bisa dipungkiri, tapi tidak bisa saling menyalahkan, karena pemain pun pasti kecewa,” imbuh Liliyana.
Di sisi lain, Ketua Tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade Paris 2024 sekaligus Ketua Umum PP PBSI 2024-2028 M. Fadil Imran mengatakan pada kepengurusan baru nanti fokus pada percepatan persiapan Olimpiade Los Angeles 2028.
“Salah satu rekomendasi kami adalah mempercepat persiapan, integrasi pembinaan prestasi, dan persiapan Olimpiade. Kejurkab, Kejurprov, Kejurnas, dan event-event lainnya, dan BWF series, semua harus dikelola dengan baik. Sesuai arahan menpora juga, agar (kepengurusan yang baru) segera membuat roadmap menuju (Olimpiade) 2028,” jelas Fadil.
Baca juga: Menpora minta PBSI siapkan peta jalan menuju Olimpiade LA 2028
Baca juga: Kepercayaan diri jadi amunisi tim di Paris 2024, kata PBSI
“Saya menilai bahwa (persiapan Olimpiade) itu tidak instan. Ini membutuhkan perjalanan panjang, mulai dari membuat timeline jangka pendek, menengah, dan panjang, dengan gol-nya di Olimpiade,” kata Taufik dalam jumpa pers di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Kamis.
“Olahraga tidak bisa instan, kita membutuhkan proses yang panjang. Itu membutuhkan kerja sama biar lebih bagus lagi, saling mendukung untuk Olimpiade berikutnya,” ujar peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu menambahkan.
Sependapat, Liliyana menilai bahwa persiapan dari awal hingga intensif seperti kehadiran tim ad hoc memang sudah harus dimulai tak lama setelah Olimpiade berakhir.
Baca juga: Ad Hoc PBSI nilai persiapan Olimpiade LA 2028 dimulai dari sekarang
“Olimpiade memang spesial, dan terasa lebih berat karena adanya ekspektasi kita sendiri. Kita harus persiapkan lebih lama dan panjang lagi,” kata Liliyana.
“Kita sudah bisa melihat siapa yang bisa di-plot untuk Olimpiade 2028. Saya sebagai mantan atlet, ketika (bulu tangkis) tidak mendapatkan emas (Olimpiade) pasti kecewa, tapi, jangan berlarut-larut dan kita coba lagi,” imbuh peraih medali Olimpiade Rio 2016 tersebut.
Terkait evaluasi di sektor yang masing-masing mereka pantau, baik Taufik maupun Liliyana sepakat bahwa salah satu faktor penting yang harus disoroti adalah ketangguhan dari sisi mental pemain.
“Saya sampaikan ke pemain kalau dari persiapan 1-10, itu 1 sampai 9 sudah kita siapkan semua, mulai dari pelatih hingga nutrisi, dan sebagainya. Sisanya, 10 itu, adalah dari pemainnya sendiri,” kata Taufik.
Baca juga: PBSI bakal evaluasi menyeluruh hasil di Olimpiade Paris
“Atmosfer Olimpiade memang luar biasa. Tegang itu wajar karena buat Rinov (Rivaldy)/Pitha (Haningtyas Mentari), ini Olimpiade pertama mereka dan harus dihadapi. Hasilnya tidak bisa dipungkiri, tapi tidak bisa saling menyalahkan, karena pemain pun pasti kecewa,” imbuh Liliyana.
Di sisi lain, Ketua Tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade Paris 2024 sekaligus Ketua Umum PP PBSI 2024-2028 M. Fadil Imran mengatakan pada kepengurusan baru nanti fokus pada percepatan persiapan Olimpiade Los Angeles 2028.
“Salah satu rekomendasi kami adalah mempercepat persiapan, integrasi pembinaan prestasi, dan persiapan Olimpiade. Kejurkab, Kejurprov, Kejurnas, dan event-event lainnya, dan BWF series, semua harus dikelola dengan baik. Sesuai arahan menpora juga, agar (kepengurusan yang baru) segera membuat roadmap menuju (Olimpiade) 2028,” jelas Fadil.
Baca juga: Menpora minta PBSI siapkan peta jalan menuju Olimpiade LA 2028
Baca juga: Kepercayaan diri jadi amunisi tim di Paris 2024, kata PBSI
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: