Boyolali (ANTARA News) - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengeluarkan suara gemuruh dan mengembuskan asap tebal, menyebabkan hujan pasir di kawasan Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Kamis siang.

Kepala Desa Sangup Sabar di Boyolali, Kamis, mengatakan bahwa kejadian suara gemuruh yang disertai getaran dari puncak Merapi terdengar keras dari Desa Sangup lereng gunung yang letaknya di sisi timur.

Bahkan, peristiwa tersebut menyebabkan kawasan Desa Sangup beberapa menit kemudian terjadi hujan pasir. Warga memang sempat panik, tetapi mereka sudah dapat kembali normal.

"Suara gemuruh dari puncak Merapi yang disertai embusan asap menyebabkan hujan pasir di wilayah desanya. Namun, kejadian itu, hanya beberapa menit saja, kemudian kembali normal," ujarnya.

Menurut Jupriyanto, warga Desa Sruni Musuk, bahwa suara gemuruh yang disertai getaran dari puncak Merapi berlangsung cepat dan kurang dari lima menit.

Namun, kata Jupriyanto, secara kasat mata puncak Merapi tidak terlihat jelas dari Desa Sruni, karena tertutup kabut dan mendung, tetapi Sruni tidak sampai terjadi hujan abu atau pasir.

"Suara gemuruh Merapi juga dirasakan hingga kaca rumah warga di Sruni getaran cukup keras. Namun, Sruni tidak sampai hujan abu," katanya.

Menurut Petugas Pos Pengamat Gunung Merapi di Jrakah, Selo, Alzwar Nurmanaji, membenarkan adanya suara gemuruh dari puncak Merapi. Peristiwa itu, terjadi pada pukul 13.12 WIB, tetapi dari informasi yang diterima, belum ada dampak dari aktivitas di wilayah Boyolali.

"Setelah terdengar suara gemuruh disertai getaran satu kali, tidak terjadi aktivitas susulan. Merapi hingga kini tetap aktif normal," katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya.

(B018/R010)