"Sektor gas industri adalah sektor pendukung yang memiliki peran sangat penting dalam operasional industri lain selama lebih dari tiga dekade terakhir," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi Dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hal itu dapat dilihat melalui data terakhir pada triwulan II 2024, industri manufaktur memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional yaitu sebesar 16,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Selain itu, dalam periode yang sama kontribusi ekspor manufaktur nasional sebesar 73,27 persen dari total transaksi penjualan yang sebesar 125,08 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, ia menyampaikan kapasitas produksi gas industri nasional yang saat ini sebesar 2,5 juta ton, sudah mampu mencukupi kebutuhan industri domestik yang hanya membutuhkan 1,4 juta ton per tahun.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi pelaku sektor gas industri yang telah menjalankan peran sangat baik dalam membantu untuk memajukan industri manufaktur dalam negeri.
Menurutnya hal itu karena sebanyak 189 produsen gas industri yang tergabung dalam Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) telah secara aktif menjalankan perannya sejak tahun 1972, sehingga mampu menopang kebutuhan energi manufaktur nasional agar tetap bisa memproduksi, dan memberikan kontribusinya pada devisa negara.
Baca juga: Pertagas salurkan gas ke kawasan industri di Jawa Tengah
Baca juga: Industri migas tak akan terbenam