Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan industri film nasional sampai saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam upaya pengembangannya.
"Banyak tantangan besar orang kreatif industri film nasional bahkan sampai saat ini," kata Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan, industri film nasional masih menghadapi masalah peningkatan kualitas dari berbagai aspek, peningkatan jumlah film Indonesia yang ditayangkan di bioskop maupun kanal lain, dan peningkatan jumlah penonton.
Padahal kontribusi bidang usaha industri film, video, dan fotografi mencapai Rp8,4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2013.
"Angka ini naik 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya sekitar Rp7,4 triliun," katanya.
Ia menambahkan kontribusi insan kreatif dunia perfilman itu sekaligus menjadi "soft power" dalam mengembangkan nilai-nilai seni budaya bangsa dalam membangun Indonesia.
Apalagi pihaknya bersama Badan Perfilman Indonesia (BPI) akan menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Film Nasional ke-64 pada 30 Maret 2014.
Pihaknya mencatat perkembangan industri film dalam 15 tahun terakhir pasca-reformasi sudah semakin membaik.
"Tahun lalu jumlah film Indonesia yang diproduksi untuk layar lebar mencapai 106 film, itu angka yang tertinggi selama ini," katanya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Alex Komang mengatakan industri film memang menghadapi tantangan serius ke depan.
"Namun kita harus terus menanamkan semangat heroisme, kebebasan berekspresi, dan menekankan semangat integritas," katanya.
Menurut dia semangat semacam itulah yang diharapkan akan terus terpelihara oleh seluruh insan perfilman Indonesia saat ini.
Hari Film Nasional tahun ini mengusung tema Bangga Film Indonesia dengan sejumlah acara siap digelar di sejumlah kota mulai 27 Maret hingga 4 April 2014 berupa roadshow, orasi sinema, diskusi film, dan pelatihan.
Tonggak sejarah dunia perfilman nasional ditandai oleh pengambilan gambar pertama dari film karya Usmar Ismail yang berjudul Darah dan Doa atau Long March of Siliwango pada 30 Maret 2014.
Karya itu merupakan film pertama yang dibuat oleh orang dan perusahaan Indonesia.(*)
Menparekraf tegaskan industri film nasional hadapi banyak tantangan
26 Maret 2014 19:17 WIB
Mari Elka Pangestu. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: